Kemanjuran Vaksin Sinovac Disorot Gegara Pernyatan Ilmuwan Beijing

| 12 Apr 2021 16:53
Kemanjuran Vaksin Sinovac Disorot Gegara Pernyatan Ilmuwan Beijing
Vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech, diantar ke Indonesia menggunakan kotak environtainer. (Foto: BPMI)

ERA.id - Seorang ilmuwan ahli epidemiologi China menyatakan bahwa pemerintahan di Beijing secara resmi telah mulai meninjau keuntungan memadukan vaksin COVID-19 berbeda untuk meningkatkan efikasi vaksin yang rendah. Memicu lagi pertanyaan soal efikasi produk vaksin buatan China, misalnya Sinovac.

Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, pada Sabtu, (10/4/2021), menyatakan bahwa pemberian vaksin merk berbeda adalah satu cara untuk meningkatkan efikasi suatu vaksin "yang tidak memiliki tingkat proteksi yang tinggi."

"Vaksinasi menggunakan vaksin dari metode teknis berbeda saat ini sedang ditinjau (oleh pemerintah China)," sebut Gao, dalam sebuah konferensi di kota Chengdu, China, seperti dikutip Reuters.

Ia juga menyatakan bahwa isu mengenai tingkat kemanjuran yang rendah dari sebuah vaksin bisa diatasi dengan mengubah jumlah dosis yang diberikan serta periode pemberian antar suntikan vaksin.

Sejauh ini, dua suntikan vaksin Sinovac Biotech, jika diberikan dalam rentang kurang dari tiga pekan, akan memiliki tingkat kemanjuran 49,1 persen, seperti ditunjukkan dalam data uji klinis fase III di Brazil. Angka tersebut masih di bawah batas 50 persen yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun, data dari sebuah subgrup menunjukkan tingkat efikasi meningkat menjadi 62,3 persen ketika dosis diberikan dengan interval tiga pekan atau lebih lama. Dalam pengujian tersebut, tingkat efikasi tercatat sedikit di atas 50 persen, seperti dilaporkan Reuters.

Sejauh ini China telah menciptakan empat vaksin yang penggunaannya disetujui, dan satu vaksin lagi yang telah mengantongi ijin penggunaan darurat. Pejabat China pada Sabtu mengatakan bahwa negara itu bakal memproduksi 3 miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini.

Gao Fu tidak menyebutkan secara spesifik vaksin mana yang ia acu, dan apakah vaksin tersebut berasal dari luar atau dalam negeri China.

Data-data yang tersedia saat ini menunjukkan vaksin buatan China memiliki tingkat kemanjuran di bawah vaksin seperti Pfizer dan Moderna. Namun, vaksin buatan China umumnya mudah disimpan dan bisa bertahan di suhu penyimpanan normal.

"Tingkat proteksi vaksin secara global ada yang tinggi dan juga rendah," sebut Gao ke tabloid Global Times, Minggu.

"Peningkatan tingkat proteksi vaksin adalah sebuah masalah yang membutuhkan perhatian ilmuwan di dunia," kata dia, sambil menambahkan bahwa memadukan dua merek vaksin bisa jadi solusi yang ia tawarkan.

Dalam wawancara dengan Global Times, Gao juga menampik ia menyebut vaksin China memiliki tingkat proteksi yang rendah. Ia menyebut kesimpulan semacam itu "adalah sebuah kegagalan dalam memahami" pernyataannya.

Rekomendasi