ERA.id - Empat orang di Italia meninggal akibat pembekuan darah langka setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca, demikian laporan lembaga farmasi nasional AIFA, Kamis, (15/4/2021).
Melansir ANTARA, laporan AIFA menyebutkan bahwa berbagai efek samping ikutan muncul di sebagian kecil - 0,5 persen - dari total 9,07 dosis vaksin yang telah diberikan selama periode 27 Desember hingga 26 Maret. Sejauh ini pemerintah Italia menggunakan tiga merek vaksin: Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
Efek samping ringan muncul usai penggunaan ketiga vaksin tersebut, kata AIFA. Mayoritas gejalanya adalah flu, nyeri di bekas suntikan, dan kelelahan.
Efek samping parah, termasuk kasus pembekuan darah, terjadi sangat jarang, yaitu 0,04 persen dari total penyuntikan.
Seperti banyak negara Eropa lainnya, Italia menghentikan sesaat vaksinasi AstraZeneca bulan lalu ketika ada kekhawatiran vaksin tersebut memicu pembekuan darah. Sejak itu vaksinasi pun dilanjutkan bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun setelah regulator Uni Eropa mengatakan bahwa manfaat vaksin lebih besar ketimbang risikonya.
Sejauh ini, catat AIFA, terdapat 11 kasus pembekuan darah terkait vaksinasi di Italia. Mereka mengalami satu dari dua jenis pembekuan darah usai divaksin AstraZeneca, yaitu trombosis sinus vena selebri (CVST) dan trombosis yang melibatkan berbagai pembuluh darah.
Empat dari 11 orang yang mengalami kondisi tersebut meninggal dunia, sebut AIFA.
Produsen AstraZeneca mengaku sedang "berusaha untuk memahami kasus per kasus dan kemungkinan mekanisme yang dapat menjelaskan peristiwa yang sangat langka itu."