ERA.id - Pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca pada orang di atas usia 60 tahun juga harus dihentikan, di tengah kekhawatiran akibat pembekuan darah langka, sebut kepala Satgas Covid-19 dari regulator obat Uni Eropa, Minggu, (13/6/2021).
DIlansir dari ANTARA, Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) menganggap suntikan Astrazeneca aman bagi semua kalangan usia. Namun, sejumlah negara anggota Uni Eropa menghentikan pemberian vaksin tersebut pada orang di bawah usia tertentu, biasanya berkisar antara 50-65 tahun, membatasi penggunaannya pada populasi yang lebih tua akibat kasus pembekuan darah langka, terutama di kalangan kaum muda.
"Dalam konteks pandemi, posisi kami adalah bahwa rasio risiko-manfaat tetap menguntungkan untuk semua kelompok usia," kata ketua Satgas Covid-19 Marco Cavaleri kepada surat kabar Italia La Stampa.
Namun, saat jumlah kasus infeksi virus coorna menurun, dan mempertimbangkan bahwa populasi yang rentan kurang berisiko terinfeksi Covid-19, Cavaleri mengatakan akan lebih baik menggunakan vaksin Covid-19 berdasarkan teknologi messenger RNA (mRNA), seperti vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech.
Ditanya apakah otoritas kesehatan harus menghindari pemberian vaksin Astrazeneca pada usia di atas 60 tahun, Cavaleri menjawab, "Ya, dan banyak negara, seperti Prancis dan Jerman, mempertimbangkannya mengingat ketersediaan vaksin mRNA yang lebih banyak."
Pemerintah Italia pada Jumat, (11/6) mengatakan akan membatasi penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada orang di atas usia 60 tahun setelah seorang remaja penerima vaksin tersebut meninggal akibat pembekuan darah langka.
Seperti banyak negara Eropa, Italia langsung menghentikan vaksinasi dosis AstraZeneca pada Maret atas kekhawatiran kasus langka pembekuan darah.
Vaksin digunakan kembali pada bulan berikutnya dengan rekomendasi bahwa produk tersebut "lebih disarankan" digunakan untuk orang di atas usia 60 tahun, setelah EMA mengatakan khasiat vaksin lebih besar ketimbang risikonya.