Jakarta Jadi Kota Paling Rentan Bahaya Lingkungan di Dunia, Lebihi Delhi Hingga Lagos

| 19 May 2021 10:20
Jakarta Jadi Kota Paling Rentan Bahaya Lingkungan di Dunia, Lebihi Delhi Hingga Lagos
Ilustrasi seseorang berada di tumpukan sampah di kota Jakarta. (Foto: Izzati Al Basori/Unsplash)

ERA.id - Di antara 100 kota di dunia yang paling rentan terhadap bahaya lingkungan, 99 di antaranya berada di Asia. Dan Jakarta - yang kondang oleh polusi udara, banjir, hingga gelombang panas - memuncaki daftar tersebut.

Lebih dari 400 kota dengan populasi total 1,5 miliar kini berada dalam risiko 'tinggi' atau 'ekstrem' oleh karena polusi, menciutnya sumber air, gelombang panas, bencana alam, dan kedaruratan iklim, sebut laporan oleh analis risiko bisnis Verisk Maplecroft, seperti diberitakan di The Guardian, (13/5/2021).

Ibu kota Jakarta sendiri - dengan polusi, bencana alam, dan gelombang cuaca panas - memuncaki daftar kota tersebut.

Di sisi lain, India, negara yang menaungi 13 dari 20 kota paling terancam, adalah yang di masa depan bakal berisiko paling berat. Kota Delhi berada di posisi kedua indeks kota paling terancam, diikuti oleh Chennai (ke-3), Agra (ke-6), Kanpur (ke-10), Jaipur (ke-22), dan Lucknow (ke-24). Sementara itu kota berpenduduk 12,5 juta jiwa, Mumbai, berada di posisi ke-27.

Dua puluh kota di India juga yang paling terdampak bila dilihat dari segi polusi udaranya.

Polusi udara disebutkan menyebabkan 7 juta kematian dini di seluruh dunia, setiap tahunnya. Di angka tersebut, 1 juta kematian terjadi hanya di India.

Penilaian kondisi polusi udara diukur dari dampak partikel mikroskopis yang membahayakan tubuh, atau disebut PM2,5. Tingginya polusi semacam ini disebabkan oleh pembakaran batu bara dan bahan bakar fosil lainnya, sebut The Guardian.

"Sebagai rumah dari setengah populasi dunia dan penggerak utama kemakmuran, kota saat ini dibebani oleh kualitas udara yang buruk, kelangkaan air, dan bencana alam," sebut penulis laporan itu, Will Nichols.

"Di banyak negara Asia, kota-kota ini bakal makin tidak nyaman seiring bertumbuhnya populasi, sementara perubahan iklim memperbesar ancaman akibat polusi dan cuaca ekstrem, sehingga mengancam peran mereka sebagai pencipta kemakmuran bagi ekonomi nasional."

Selain India, China juga menghadapi tantangan lingkungan yang besar. Dari 50 kota yang terdampak pencemaran air, 35 kota ada di China. Namun, bedanya di China adalah "kelas menengah semakin mendesak agar udara dan air makin bersih, yang lantas ditunjukkan dengan sasaran-sasaran pemerintah," seperti disampaikan Nichols.

Namun, ketika dampak perubahan iklim menjadi fokus perhatian, kawasan sub-Sahara Afrika menjadi yang paling terdampak karena menaungi 40 dari 45 kota yang paling rentan atas kedaruratan iklim. Benua itu tidak hanya terdampak oleh kekeringan, gelombang panas, badai, dan banjir, tapi juga oleh minimnya kesiapan infrastuktur setempat.

"Kota paling padat di Afrika, Lagos dan Kinshasa, termasuk yang paling berisiko," sebut laporan itu.

Kota-kota lain di Afrika yang juga rentan adalah Monrovia, Brazzaville, Freetown, Kigali, Abidjan, dan Mombasa.

Rekomendasi