ERA.id - Pemerintah New Delhi, India, memutuskan untuk menutup sejumlah sekolah dan membatasi penggunaan kendaraan menyusul buruknya kualitas udara. Aturan pembatasan kendaraan akan disesuaikan dengan pelat nomor ganjil dan genap demi mengurangi polusi udara.
Menteri Pendidikan New Delhi, India, Atishi Marlena mengatakan sekolah akan ditutup hingga Jumat, 10 November 2023. Penutupan itu lantaran kualitas udara di India menjadi yang terburuk di dunia dan berbahaya bagi kesehatan.
"Karena tingkat polusi tetap tinggi, sekolah dasar di Delhi akan tetap tutup hingga 10 November," kata Atishi Marlena, dikutip Reuters, Senin (6/11/2023).
Meski memutuskan untuk menutup sekolah, Marlena membuka opsi untuk khusus untuk kelas 6-12 agar bisa menjalani kelas secara daring.
Selain menutup sejumlah sekolah, pemerintah juga akan melakukan pembatasan penggunaan kendaraan selama seminggu antara 13 dan 20 November 2023 demi mengurangi polusi udara.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, aturan tersebut akan memperbolehkan kendaraan berpelat nomor ganjil untuk melintas pada tanggal ganjil, begitupun kendaraan dengan nomor genap akan diizinkan melintas di hari berikutnya atau tanggal genap.
"Ada kemungkinan polusi udara akan meningkat setelah Diwali," kata Menteri Lingkungan Hidup Gopal Rai.
Diwali merupakan festival Hindu yang digelar pada 12 November. Acara itu akan dimeriahkan oleh pertunjukkan petasan, yang akan menambah buruk kualitas udara.
Di sisi lain, polusi udara yang sangat berbahaya pada hari Sabtu memaksa Sri Lanka membatalkan sesi latihan mereka. Tim tersebut sedang berlatih untuk pertandingan Piala Dunia Kriket pada hari Senin melawan Bangladesh di ibu kota India yang sangat tercemar.
Pihak penyelenggara juga memasang alat pembersih udara di ruang ganti pemain dan menggunakan alat penyiram air untuk mengurangi polutan di udara.
New Delhi menduduki peringat teratas dalam daftar kota paling berpolusi di dunia menurut IQAir. Indeks kualitas udara (AQI) kota tersebut pada Minggu mencapai 471, yang masuk ke dalam kategori berbahaya.
Diikuti oleh Lahore di Pakistan, polusi di negara itu juga tergolong 'sangat tidak sehat' dengan indeks kualitas udara menyentuh angka 261. AQI 0-50 dianggap baik, sedangkan level 400-500 berdampak pada kesehatan.