Viral Ikan "Mahal" Berkalung Cincin Emas di Samudra Pasifik, Perenang Australia: Menyedihkan

| 20 May 2021 15:00
Viral Ikan
Ikan belanak terlilit cincin emas

ERA.id - Seekor ikan belanak yang biasanya tampak di perairan di Samudra Pasifik selatan, viral di media sosial. Ikan itu dianggap seperti seribu dolar yang menyelam karena di lehernya terlilit cincin emas.

Dilansir dari New York Post, penulis perjalanan dan perenang snorkel, Susan Prior, yang tinggal di Pulau Norfolk Australia lah yang pertama kali membagikan gambar ikan berharga "mahal" tersebut.

Kata Prior, ini hal yang baru dilihatnya. Sebab sebelumnya, ia sudah terbiasa melihat ikan-ikan kecil ini, di lehernya, terlilit sampah plastik.

“Terkadang cincin ini lolos ke alam liar, dan ini adalah konsekuensi yang menyedihkan,” kata Prior dalam postingan di blognya, pada 11 Mei silam.

"Yang ini tampak seperti emas metalik mengkilap, dengan pertumbuhan alga yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang plastik," tulisnya, mengacu pada belanak yang dulunya ia lihat.

Setelah unggahan itu, Prior ingat, ada seorang perenang yang pernah melapor ke komunitasnya, kalau ia kehilangan cincin emasnya.

“Saya ingat bahwa seseorang telah memposting di halaman media sosial komunitas lokal kami tentang cincin kawin pria besar yang hilang di teluk awal tahun ini, jadi saya memutuskan untuk melihat apakah saya dapat menemukan kemungkinan pemiliknya,” jelasnya.

“Tidak butuh waktu lama sampai kecurigaan saya terkonfirmasi; kami sekarang memiliki belanak malang yang terbebani dengan cincin kawin emas (mahal) milik seseorang. "

Namun, dia tidak dapat mengembalikan cincin itu karena Prior tidak bisa mengejar ikan. Menurut Prior, belanak yang berenang setiap hari di laut memang rentan terlilit cincin.

"Mullet mengendap-endap di pasir untuk mencari makanan, membuat cincin atau ikat rambut sangat mudah tersangkut di hidung mereka," tulisnya.

Fotografer amatir bawah air juga menunjukkan bahwa, berharga atau tidak, ikan ini akan terhambat pertumbuhannya sebab yang juga ikut tumbuh. Risikonya, ia bisa "dicekik perlahan," tulisnya.

Ia juga mengingatkan para pembacanya bahwa, jika kita tidak bisa mencegah sampah mengendap di dasar laut, paling tidak kita bisa mengambil langkah untuk mencegah kerusakan kehidupan laut.

Rekomendasi