Cetakan Tempe dari Desainer Belgia Menang Proyek Inovasi Global Wikifactory

| 22 Jul 2021 20:17
Cetakan Tempe dari Desainer Belgia Menang Proyek Inovasi Global Wikifactory
Desain cetakan tempe buatan duo desainer Belgia, Domingo Club, yang memenangkan proyek inovasi Wikifactory. (Foto: Wikifactory/Instagram)

ERA.id - Sebuah proyek Wikifactory bernama 'Tempeh molds', atau cetakan tempe, dibuat oleh duo desainer asal Belgia, Domingo Club.

Desain produk ini memenangkan kategori Functionality dalam tantangan inovasi #FromOnetoMany, bulan Mei lalu.

"Cetakan tempe oleh Domingo Club melibatkan kacang kedelai, ragi, dan proses fermentasi demi memajukan makanan lokal dan musiman selagi juga mempromosikan cara-cara memperbaiki sistem pangan global," demikian sebut Wiktionary di salah satu posting Instagram.

Komunitas Wikifactory tersebar hingga ke 190 negara. Dalam sebuah postingan Instagram, (18/6/2021), komunitas ini disebut terus bersikap kreatif atas proses produksi pangan tradisional dan juga mencari solusi lestari dan inovatif dari segi penciptaannya.

Cetakan tempe buatan Domingo Club sendiri bisa dibuat secara cetak 3D dan direproduksi dengan lebih mudah melalui teknik pembentukan vakum.

Melansir Soy Info Center, tempe (atau 'tempeh' dalam penulisan yang populer secara internasional) merupakan kata bahasa Indonesia yang mengacu pada makanan fermentasi, biasanya berbahan kacang kedelai, menggunakan ragi putih Rhizopus..

Di Indonesia, tempe sudah dikenal sebagai salah satu makanan sehari-hari, dijual dalam bungkus daun pisang atau plastik.

Di Barat, tempe biasanya dijual dalam bentuk kotak ukuran 15 x 20 x 2 cm. Tempe ini kemudian dipotong untuk diolah dengan cara digoreng, dipanggang, atau dikukus. Soy Info Center berpendapat tekstur produk olahan tempe terasa 'berdaging', seakan seperti "ayam goreng  atau stik ikan".

Sebelum dimasak, tempe kedelai biasanya mengandung 19,5% protein. Berada di antara protein dalam hamburger (17,9%) dan daging ayam (21%).

Rekomendasi