China Beralih ke Vaksin Covid-19 Pfizer Setelah Ngotot Pakai Sinovac dan Sinopharm

| 23 Jul 2021 16:02
China Beralih ke Vaksin Covid-19 Pfizer Setelah Ngotot Pakai Sinovac dan Sinopharm
Seorang perempuan memakai masker dan berjalan di jalanan kota Shanghai, China, Juni 2020. (Foto: He Zhu/Unsplash)

ERA.id - Media massa China Caixin mengabarkan bahwa China berencana memakai vaksin mRNA hasil produksi bersama antara pabrikan China, Fosun Pharma, dan perusahaan Jerman, BioNTech, sebagai dosis pemacu untuk warga China yang telah rampung diimunisasi terhadap Covid-19.

Media Caixin mengabarkan otoritas China akan menggunakan vaksin mRNA tersebut, "yang bakal dinamai Comirnaty", sebagai vaksin pemacu "bagi mereka yang telah menerima vaksin virus inaktif."

Seperti diketahui, vaksin virus inaktif produksi China dibuat oleh dua perusahaan besar di sana, yaitu Sinovac dan Sinopharm. Kedua perusahaan tersebut menggunakan partikel virus Covid-19 inaktif, artinya tidak bisa lagi menginfeksi tubuh manusia namun bisa memacu antibodi.

Merek Comirnaty sendiri bukan merek baru. Di dunia, merek ini adalah hasil kolaborasi dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer. Fosun sendiri memiliki hak eksklusif atas pemasaran produk tersebut di China.

Vaksin Pfizer/BioNTech - dijuluki vaksin 'gold standard' karena merepresentasikan standar tertinggi saat ini dalam vaksinasi Covid-19 - masih menunggu perizinan pemerintah China.

Panel penasehat China, Kamis, telah memberi 'lampu hijau' atas vaksin tersebut. Kini produk itu tinggal menunggu izin final dari Badan Produk Medis Nasional China.

Fosun berharap bisa memulai uji produksi pada akhir Agustus, melansir situs The Diplomat, (23/7/2021).

Vaksin mRNA Pfizer/BioNTech memiliki efektivitas 95% dalam mencegah infeksi Covid-19, seperti ditunjukkan data uji klinis. Angka ini cukup mampu dipertahankan - turun hanya ke level 84% - untuk menangkal infeksi varian Delta yang mampu menular 200 kali lebih cepat daripada virus SARS-CoV-2 versi awal.

Vaksin Pfizer/BioNTech mampu 96% mencegah gejala berat dan kebutuhan opname dari infeksi Covid-19.

China kini masih terus mempelajari seberapa baik proteksi yang ditimbulkan lewat kombinasi dua jenis vaksin. Ide ini pertama kali dicetuskan oleh Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian Penyakit China, April. Pada saat itu Gao mengatakan pejabat sedang mempertimbangkan "penggunaan vaksin dari metode teknis berbeda untuk mengimunisasi warga."

Rekomendasi