Lari dari Kejaran China, Aktivis Uighur Ditangkap Interpol di Maroko

| 28 Jul 2021 10:36
Lari dari Kejaran China, Aktivis Uighur Ditangkap Interpol di Maroko
Aktivis Forum Umat Islam (FUI) Sulawesi Tengah membawa poster saat berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tengah di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (20/12/2019). (Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj).

ERA.id - Seorang aktivis beretnis Uighur yang masuk dalam daftar orang paling dicari Interpol akhirnya ditangkap di Maroko. Penangkapan bagian dari kampanye otoritas China dalam memburu para pembangkang yang berada di luar negeri, sebut koran South China Morning Post, Rabu, (28/7/2021).

Kini kalangan aktivis khawatir Yidiresi Aishan, yang ditangkap di Bandara Internasional Mohammed V, Casablanca, Maroko, pada Selasa, lalu bakal diekstradisi ke China.

Aishan, 33 tahun, merupakan ayah dari tiga anak. Ia bekerja sebagai teknisi komputer dan menetap di Turki sejak 2012, melansir ANTARA.

Dia juga bekerja pada surat kabar daring diaspora Uighur dan membantu para aktivis menghimpun kesaksian atas dugaan penindasan yang terjadi di Daerah Otonomi Xinjiang.

Setelah beberapa kali ditangkap di Turki, Aishan meninggalkan Istanbul menuju Casablanca pada Senin (19/7) malam, sebagaimana penuturan Yanmaymiz Ayup, rekan Aishan, dikutip SCMP.

Aishan menelepon istrinya pada Sabtu (17) untuk mengatakan bahwa dirinya dideportasi.

Maroko telah meratifikasi perjanjian ekstradisi dengan China sejak 2017.

Sebelumnya seorang remaja China yang mengaku mendapatkan ijin tinggal permanen di Amerika Serikat juga ditangkap saat transit di Dubai, Uni Emirat Arab, pada April lalu.

Wan Jingyu, pelajar berusia 19 tahun itu, dicari otoritas China karena komentarnya di media sosial atas konflik militer di perbatasan China-India tahun lalu. Ia dibebaskan pada bulan Mei, dan beserta tunangannya, melarikan diri ke Belanda.

Rekomendasi