ERA.id - Puluhan ribu warga Prancis ikut berunjuk rasa memprotes pemberlakuan sistem paspor kesehatan di negeri tersebut, Sabtu, (7/8/2021).
Unjuk rasa pada Sabtu itu menandai perjalanan demonstrasi yang memasuki pekan keempat. Melansir Euronews, unjuk rasa akhir pekan itu berjalan di 150 kota dan sejauh ini telah diikuti 237 ribu orang, melampaui perkiraan 204 ribu demonstran yang jadi asumsi Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Gelombang demonstrasi ini menolak pemberlakuan 'paspor kesehatan', dokumen yang wajib dimiliki - menandai vaksinasi Covid-19 penuh, hasil tes negatif, atau baru saja sembuh dari infeksi virus - bila warga ingin mengakses suatu tempat.
Pada Senin, melansir Euronews, penggunaan paspor vaksin di Prancis ini diperluas ke layanan seperti bar, restoran, dan alat transportasi publik jarak jauh.
Selama tiga pekan sebelumnya, warga Prancis telah menolak aturan ini. Mereka menyatakan bahwa paspor semacam ini merenggut kebebasan dan pemerintah membuat paksaan agar warga mau divaksin. Beberapa demonstran juga memprotes langkah pemerintah mewajibkan ASN Prancis divaksinasi sebelum 15 Septemebr.
Saat ini 79% warga dewasa Prancis telah menerima setidaknya satu kali suntikan vaksin Covid-19, melansir Euronews.
Setidaknya 7 juta orang telah divaksin sejak Presiden Emmanuel Macron mengumumkan dimulainya program vaksinasi Covid-19 pada 13 Juli.
Prancis mengumumkan 21 ribu kasus infeksi Covid-19 per hari, menanjak cukup tinggi dibandingkan sebulan yang lalu. Per akhir pekan lalu, lebih dari 112 ribu warga Prancis telah meninggal akibat virus corona baru ini.
Sementara itu, sejumlah negara Eropa juga telah menerapkan aturan 'paspor kesehatan' seperti digunakan di Prancis.
Aksi protes bulan lalu dilakukan di Italia atas aturan paspor, yang diperlukan bila warga ingin makan di restoran, mengakses gym, bioskop, gedung teater, dan tempat pertemuan lainnya. Pada Jumat, paspor bertajuk 'Green Pass' ini diwajibkan oleh pemerintah Italia.