Terungkap! Kasus Pertama Varian Delta Pertama di Hong Kong Diduga dari Hamster ke Manusia

| 18 Jan 2022 17:47
Terungkap! Kasus Pertama Varian Delta Pertama di Hong Kong Diduga dari Hamster ke Manusia
Varian delta hong kong dari hasmter (Dok: Freepik)

ERA.id - Otoritas kesehatan Hong Kong menemukan bukti untuk pertama kalinya tentang kemungkinan penularan virus corona dari hewan ke manusia. Penularan ini dipercaya berasal dari hamster yang diimpor dari Belanda.

Infeksi varian Delta pertama kali dilaporkan pada hari Minggu dan melibatkan seorang wanita berusia 23 tahun yang bekerja di toko hewan peliharaan Little Boss di Causeway Bay. Temuan ini tentu saja menjadi penularan virus corona pertama dari hewan ke manusia di Hong Kong.

"Pengurutan genom (dilakukan pada pekerja) menemukan bahwa tipe genom adalah yang beredar di Eropa dan Pakistan. Ada kemungkinan (infeksi) melalui hamster yang diimpor dari Belanda, yang juga memiliki tipe genom itu (ditemukan pada pekerja)," kata sebuah sumber, dikutip SCMP, Selasa (18/1/2022).

"Itulah mengapa kemungkinan besar penularan kali ini adalah dari hewan ke manusia," lanjutnya.

Sebelumnya pada hari itu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor memperingatkan kemungkinan risiko wabah komunitas Covid-19 yang timbul dari kasus Delta dan kluster yang terkait dengan hotel karantina Yau Ma Tei.

Lam mengatakan ada kekhawatiran bahwa karyawan tersebut dipastikan terinfeksi Delta. Kasus varian Omicron juga telah tercatat, termasuk seorang wanita yang menginap di hotel Yau Ma Tei dan diduga telah menginfeksi sembilan orang lainnya.

"Kami khawatir ada risiko dua varian menyebar secara bersamaan. Risiko toko hewan peliharaan ini adalah melibatkan hewan, dan memiliki lebih dari 10 cabang di seluruh Hong Kong," katanya.

Lalu, kata Lam, pihaknya berharap Menteri Pangan dan Kesehatan serta Direktur Pertanian, Perikanan, dan Konservasi menelusuri serta menjelaskan temuan varian Delta di toko hewan tersebut.

Hingga Senin, penghitungan keseluruhan Covid-19 di kota itu mencapai 13.048 kasus, dengan 213 kematian terkait.

Rekomendasi