ERA.id - Camilan terkenal asal Jepang bernama Umaibo akhirnya menaikkan harga jual untuk pertama kalinya. Kenaikan ini menjadi sejarah bagi cemilan kue jagung Umaibo sejak beberapa dekade silam.
Yaokin Corp yang berbasis di Tokyo, Jepang memutuskan untuk menaikkan harga Umaibo masing-masing sebesar 2 yen (Rp249). Harga Umaibo yang sebelumnya dibanderol 10 yen (Rp1.246) menjadi 12 yen (Rp1.493).
Kenaikan ini menjadi peningkatan pertama sejak camilan yang memiliki arti 'tongkat lezat' itu dijual pada 1979. Sejak pertama dijual ke pasaran, Umaibo dikenal dengan desain kemasannya yang unik dengan banderol harga 10 yen di tiap kemasannya.
Tak heran kenaikan ini pun menjadi berita mengejutkan bagi sebagian besar warga Jepang, termasuk produsen yang menjual camilan jagung tersebut.
Takeshi Nemoto, yang bertanggung jawab atas pembelian makanan ringan di toko makanan ringan Tokyo Kawahara Shoten selama beberapa dekade, mengatakan produsen lain mungkin harus mengikuti dengan harga yang lebih tinggi.
"Tidak ada yang bisa kami lakukan. Dari sudut pandang produsen, mereka tidak bisa tetap untung lagi kecuali mereka menaikkan harga," kata Nemoto, dikutip Reuters, Jumat (28/1/2022).
Umaibo merupakan camilan yang mirip dengan keju puff tetapi berbentuk seperti silinder. Umaibo sendiri hadir dalam 15 rasa, dari keju hingga telur ikan cod yang dibumbui, dengan rasa sup jagung krim yang paling laris di pasaran.
Sekitar 700 juta stik crunchy dijual setiap tahun, baik dalam kemasan maupun satuan. Harganya yang murah pun membuat cemilan ini menjadi pilihan anak-anak sekolah lantaran masih terjangkau dan bisa dibeli dari uang saku.
Bukan hanya itu saja, camilan jagung ini juga sangat membekas di banyak orang Jepang. Sebab banyak penggemar Umaibo sudah berumur dan masih menyukainya.
"Umaibo telah menjadi harga yang sama begitu lama sehingga kenaikan 2 yen adalah masalah besar. Saya terkejut," kata Noriko Eda, ibu rumah tangga berusia 59 tahun.
"Agak miris dampaknya dirasakan pada jajanan murah, bahkan barang-barang yang bisa dibeli anak-anak," kata Naomi Hosaka.
Sejauh ini Jepang enggan menaikkan harga secara keseluruhan lantaran takut kehilangan pelanggan yang sensitif terhadap biaya. Padahal harga bahan baku sudah tergolong tinggi. Jepang juga mengalami tekanan yang disebabkan yen melemah menaikkan biaya impor.
Produsen makanan sering bereaksi dengan mengecilkan kemasan daripada menaikkan harga secara langsung. Bahkan hal itu menjadi sebuah tren yang dikenal sebagai "penyusutan", sesuatu yang terakhir dilakukan Yaokin dengan Umaibo pada tahun 2007.
Terlepas dari masalah ekonomi, beberapa penggemar Umaibo melihat perubahan itu sebagai akhir dari sebuah era kejayaan Umaibo selama beberapa dekade.
"Kami menyaksikan titik balik sejarah. Harganya sudah mulai menyimpang dari liriknya," kata musisi rock Atsushi Osawa
Grup bandnya, Uchikubi Gokumon Doukoukai, pernah memberi penghormatan kepada snack tersebut dalam sebuah lagu tahun 2010 yang menyertakan lirik tentang "harga ajaib" Umaibo.