Miliki Kemampuan Indra Keenam, Begini Tanggapan Cinta Kuya Usai Nonton Film Dokumenter Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso

| 12 Oct 2023 18:40
Miliki Kemampuan Indra Keenam, Begini Tanggapan Cinta Kuya Usai Nonton Film Dokumenter Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso
Cinta Kuya (Foto: Instagram/@cintakuya)

ERA.id - Cinta Kuya menanggapi kasus kopi sianida dalam film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffe, and Jessica Wongso ditayangkan di Netflix. Perempuan yang memiliki indra keenam ini meluapkan reaksinya saat menonton film tersebut.

Diabadikan oleh sang ayah, Uya Kuya, video itu memperlihatkan gadis berusia 19 tahun ini sedang menonton film dokumenter saat persidangan kasus kematian Mirna. Dalam film itu, kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan ingin menghadirkan ahli patologi, Beng Beng Ong.

Akan tetapi, Beng Beng Ong dideportasi ke Australia. Padahal, mertua Jessica Mila ini sengaja ingin mengundang Beng Beng Ong untuk mengungkap terjadinya kematian kepada seseorang akibat sianida.

Kehadiran Beng Beng Ong di persidangan tak berlangsung lama karena pihak jaksa penuntut menemukan pelanggaran imigrasi. Beng Beng Ong dideportasi dan di cekal di Indonesia selama enam bulan.

Dalam film dokumenter itu, salah satu Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ardito Muwardi menanyakan sejak kapan Beng Beng Ong datang ke Indonesia. Bahkan, ia menyinggung Beng Beng Ong mendapatkan bayaran berapa dari pihak Jessica hingga rela terbang dari Australia ke Indonesia.

"Kapan ahli datang ke Indonesia?" tanya Ardito, dikutip dari akun TikTok @king.uyakuya.

Reaksi Cinta Kuya (Foto: TikTok/@king.uyakuya)
Reaksi Cinta Kuya (Foto: TikTok/@king.uyakuya)

"Itu tak berkaitan," jawab Otto Hasibuan.

"Pertanyaan itu tak perlu," timpal Beng Beng Ong.

"Apakah mendapatkan bayaran untuk itu?" tanya lagi Ardito.

"Keberatan, yang mulia, itu sangat tidak etis," jawab Otto Hasibuan.

Mendengar percakapan mereka selama persidangan, anak kandung Uya Kuya ini langsung merasa janggal. Ia merasa pertanyaan JPU yang mempertanyakan kedatangan Beng Beng Ong untuk memberikan kesaksian sangat tidak relevan.

"This is not relevan. This is not the case (Ini tidak relevan. Ini bukan kasusnya," ujar Cinta Kuya.

"There talking about case between Jessica and Mirna. Talk about Beng Beng not relevan (Di sana membicarakan kasus antara Jessica dan Mirna. Bicara tentang beng-beng tidak relevan), nggak masuk gitu," lanjutnya.

Mendengar reaksi Cinta Kuya, Uya Kuya langsung memujinya dan menyarankan putrinya agar kuliah jurusan hukum. Cinta Kuya langsung menolak dan tegas ingin menjadi sutradara.

"Udah kamu kuliah hukum aja mau nggak?" tanya Uya Kuya.

"Nggak deh, tetep mau jadi sutradara. Sutradara yang bikin film yang menggambarkan kebenaran hehehe," ucap Cinta Kuya.

"Lu nggak mungkin jadi hukum. Lu selalu pakai perasaan, hukum nggak bisa kayak gitu.'," timpal Nino Kuya.

Unggahan itu dibanjiri respon netizen. Mereka meminta agar Cinta Kuya memberitahu siapa pelaku pembunuhan Mirna. Mereka mengatakan Cinta Kuya memiliki indra keenam atau masa lalu orang lain.

"Cinta kan punya six sense. Pasti dia tau siapa pelakunya hahaha bagus Cinta," komentar akun @kimtan_*******

"Cinta Kuya bisa melihat masa lalu, ingat behind your touch," tulis akun @maya.lin****

"Nah Cinta Kuya kan bisa melihat masa lalu orang kan, gimana Cinta menurutmu." kata akun @luci_pringgo*****

Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menjawab berbagai pertanyaan dan memecahkan misteri yang menyelubungi sosok Jessica Wongso. Banyak orang yang terlibat dalam pembunuhan itu juga diundang ke film ini.

Film ini membuat para penonton merasa banyak kejanggalan saat penetapan Jessica Wongso sebagai pelaku pembunuhan yang mendapatkan hukuman penjara 20 tahun. Banyak sekali kejanggalan kasus kopi maut sianida yang menjerat Jessica Wongso.

Mulai dari sosok ayah Mirna digambarkan sebagai orang yang memiliki kepribadian arogan dan narsistik. Kemunculan Jessica untuk berbicara dengan durasi yang sangat sedikit, itupun kemudian dia tidak diizinkan diinterview. Suami Mirna dan ketiga hakim tidak diwawancarai.

Selain itu, Mirna tidak diotopsi dan hanya diambil sampel pada lambung, empedu dan hati itupun usai 3 hari kematian. Bahkan, tidak ada bukti yang secara langsung menyebut Jessica pembunuhnya, hanya teori dari JPU dan saksi ahli saja.

Bahkan, pihak Jessica tidak diberi ruang untuk berbicara, bahkan dokter dari RSCM masih diragukan oleh pengadilan. Terakhir, ayah Mirna ingin kasus ini cepat selesai dan harus Jessica yang bersalah serta mendapatkan hukuman penjara.

Rekomendasi