Cegah Stunting hingga Demi Keselamatan Ibu dan Bayi, Ingat Lagi Pentingnya KB Pasca Persalinan

| 25 Jun 2024 15:35
Cegah Stunting hingga Demi Keselamatan Ibu dan Bayi, Ingat Lagi Pentingnya KB Pasca Persalinan
Ilustrasi ibu hamil (Freepik)

ERA.id - Para ibu dan keluarga baru seringkali menghadapi tantangan besar dalam mengatur keseimbangan antara merawat bayi baru lahir, memerhatikan kondisi, kesehatan, keselamatan hingga masa depan anak dan keluarga setelah persalinan. 

Belum lagi risiko stunting atau pertumbuhan terhambat pada anak, yang tidak hanya disebabkan oleh kurang gizi, tetapi juga pola asuh hingga strategi pasangan suami istri yang keliru dalam mengatur jarak kehamilan.

Sayangnya di Indonesia, kesadaran untuk menerapkan program Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan perlu lebih digencarkan lagi. 

Adanya persepsi negatif hingga kurangnya edukasi terhadap pasangan suami istri masih menjadi salah satu hambatan yang kerap ditemui di masyarakat.

"Banyak sekali kasus di Indonesia ketika dianjurkan menggunakan KB pasca persalinan merasa keberatan. Sebagian besar memilih pasang KB setelah 40 hari (masa nifas),"

"Tapi yang terjadi, sebelum 40 hari, biasanya pasutri sudah melakukan hubungan seks yang akibatnya terjadi kehamilan yang sebenarnya tidak diinginkan,"

Demikian kata dr. Wahidin usai acara Ajang Kawula Muda (Ajang Kespro Kawula Muda (AKUKAMU) 2024 dan Apresiasi Bidan Edukasi dan Pelayanan KBPP (ASIK KBPP-BIDAN) di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2024). 

Paparan dr. Wahidin mengenai KB Pasca Persalinan
Paparan dr. Wahidin mengenai KB Pasca Persalinan (ERA.id / Dinno Baskoro)

Berdasarkan contoh kasus itu, risiko stunting dan masalah lainnya justru dapat meningkat. 

Tambah dr. Wahidin, jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko stunting, terutama dalam hal memberikan hak anak baru lahir seperti ASI eksklusif. 

"Kalau haknya (ASI eksklusif) tidak diberikan kepada bayi, penyebab stunting jelas dapat meningkat. Risiko kehamilan tidak diinginkan pun demikian. Karena kenapa? Ibu melahirkan tidak memiliki waktu yang cukup untuk pemulihan fisik dan mental setelah melahirkan," paparnya. 

Belum lagi soal mental keluarga yang baru memiliki bayi, kemudian ibunya hamil lagi. Risiko gangguan pada kehamilan berikutnya, serta berdampak negatif pada kesehatan ibu pasca melahirkan dapat menjadi lebih tinggi. 

Dengan demikian, merencanakan jarak kehamilan dengan KB pasca persalinan, orangtua dapat mengatur keuangan keluarga dengan lebih baik, memastikan pendidikan yang lebih baik bagi setiap anak, serta memberikan perhatian yang cukup untuk perkembangan dan kesejahteraan keluarga.

"Kami berharap setiap ibu setelah melahirkan sebelum pulang dipastikan menggunakan kontrasepsi dan ini sudah diimplementasikan dan terus kami edukasi bagi masyarakat yang lahir di faskes seperti bidan," tambahnya. 

Dr. Wahidin juga mengingatkan, pentingnya KB pasca persalinan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga mencakup aspek psikologis, ekonomi, dan sosial keluarga secara keseluruhan. 

Dengan memberikan pilihan kepada pasangan suami istri untuk mengontrol masa depan keluarga mereka, program KB pasca persalinan dapat membawa dampak positif yang luas bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Rekomendasi