Harganas 2024 Jadi Momentum Tepat untuk Tekan Kasus Perceraian

| 30 Jun 2024 07:30
Harganas 2024 Jadi Momentum Tepat untuk Tekan Kasus Perceraian
Kepala BKKBN, Dokter Hasto di peringatan Harganas 2024, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6/2024) (Dok. Humas BKKBN)

ERA.id - Angka perceraian di Indonesia yang kasusnya terus meningkat perlu mendapatkan perhatian khusus dengan melihat akar dari permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Hal ini pun dijadikan salah satu fokus bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31.

"Kita perlu prihatin angka perceraian meningkat dan terakhir mencapai 516.344 kasus perceraian. Saya kira ini perlu mendapat perhatian kita semua di Hari Keluarga ini," ujar Hasto dalam sambutannya di Harganas 2024, Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6/2024).

Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo menyampaikan, tingginya angka perceraian tak lepas dari banyaknya orang-orang, hubungan, juga persahabatan yang toksik. Masalah ini kemudian menimbulkan konflik-konflik kecil berkepanjangan di dalam keluarga.

"Di dalam keluarga akhirnya uring-uringan (emosi) sehingga akhirnya bercerai, mayoritas karena perbedaan kecil-kecil yang berkepanjangan," ucapnya.

Jika angka perceraian terus meningkat, ketenteraman keluarga dapat menurun sehingga indeks pembangunan keluarga turut berpengaruh.

Sedangkan dampak pada keluarga sendiri adalah anak jadi terlantar atau tidak terurus dengan baik karena perceraian, proses pengasuhan (parenting) tidak bagus, sedangkan jika diingat lagi, salah satu penyebab stunting karena anak tidak bahagia, faktor nutrisi juga tidak diperhatikan dengan baik.

Di sisi lain, ia juga menjelaskan ada tiga indikator dalam ketahanan keluarga, yakni tenteram, mandiri, dan bahagia. Jika perceraian meningkat, maka indikator pertama yakni ketenteraman dapat terancam.

"Oleh karena itu, kami berharap agar ke depan keluarga bisa menjadi lebih baik lagi," pungkasnya.

Rekomendasi