Dibayar Mahal, Inilah Kisah Unik Pelukis Sampul Seram di Majalah Hidayah

| 10 Jun 2021 13:57
Dibayar Mahal, Inilah Kisah Unik Pelukis Sampul Seram di Majalah Hidayah
Ilustrasi sampul majalah Hidayah

ERA.id - Majalah Hidayah pada tahun 2000-an sempat menjadi primadona dan marak dibeli orang. Gambar sampulnya yang menarik dengan pilihan judul yang memikat, membuat orang jadi tertarik membelinya.

Bukan hanya itu, majalah Hidayah juga ditunjang oleh kehadiran ftv di Indonesia. Makanya, majalah ini kesannya jadi lebih hidup dan bisa membuat pembacanya memiliki inisiatif untuk bertobat.

Lihat saja dengan judul-judul mengerikan seperti 'Leher Digerogoti Ulat Menjelang Ajal' dan lain-lain. Disertai wawancara sumber anonim pada saat itu, bagaimana majalah Hidayah tidak laris?

Kesuksesan itu tentunya didukung banyak faktor. Yang paling utama adalah, penggambar ilustrasi di sampul majalah Hidayah. Lantas, siapakah dia?

Namanya Mulyadi, ia adalah ilustrator otodidak yang bertanggung jawab di setiap cover majalah Hidayah.

Asal tahu saja, pemilik Hidayah adalah warga negara Malaysia. Hal itu disampaikan oleh Mulyadi sendiri. Kata Mulyadi, dirinya mulai menggambar cover Majalah Hidayah sejak petama kali terbit di Indonesia pada awal thun 90-an.

"Saya ngegambar buat majalah Hidayah sebelum majalah itu terbit di Indonesia. Awalnya yang punya majalah Hidayah, orang Malaysia datang ke Jakarta, minta saya bikin gambar buat majalah Hidayah," kata Mulyadi, dikutip merdeka.com.

Mulyadi memang sosok yang tak pilih-pilih tema dalam menggambar. Selama ia bisa, ia akan mengambil apa yang ditawarkannya.

Sebelum Hidayah, ia bekerja menjadi ilustrator di majalah wanita dewasa. Usai lepas dari majalah itu, pemilik Hidayah lalu menghubunginya berkat kontak yang diberi mantan kantor Mulyadi.

"Awalnya saya diajakin jadi pegawai. Tapi karena bayarannya tidak sesuai, saya milih jadi freelance saja," ujarnya.

Dalam bekerja, Mulyadi terlebih dahulu membaca naskah yang akan digambarnya. Kemudian ia membayangkan bakal seperti apa gambar yang akan dikerjakannya.

Tentu saja, dalam karya-karya Mulyadi di Hidayah, semua berasal dari mood yang baik. Jika mood-nya sedang baik, dalam seminggu dia dapat menyelesaikan pekerjaannya.

Sebaliknya, jika mood-nya buruk, sebuah gambar diselesaikannya dalam waktu setengah bulan.

Berapa bayarannya sekali mengerjakan cover majalah Hidayah? Ternyata, saat itu ia dibayar Rp300 ribu per desain.

Angka yang lumayan besar pada saat itu untuk seorang lelaki yang keahlian menggambarnya didapat secara ototidak.

"Saya cuma ikut sanggar seni pelukis jalanan," ujar Mulyadi.

Walau kerap menggambar mayat, pocong, hingga suasana kubur, Mulyadi mengaku tidak pernah mengalami kejadian mistis. Semua hal yang digambarnya tidak pernah dilihatnya secara langsung.

Kini Mulyadi sudah berhenti dari majalah Hidayah, di mana dirinya menggambar sejak majalah itu terbit pertama kali di Indonesia. Dirinya kini menjadi pekerja lepas sebagai ilustrator untuk penerbit buku pelajaran.

"Saya sudah lama berhenti. Sekitar delapan tahun yang lalu," ujar Mulyadi, 2015 silam.

Rekomendasi