Ramal Covid-19 Akan Berakhir pada 2026, Anak Indigo Ternama Ini Ungkap Alasan Kasus di Indonesia Meningkat

| 01 Sep 2021 08:06
Ramal Covid-19 Akan Berakhir pada 2026, Anak Indigo Ternama Ini Ungkap Alasan Kasus di Indonesia Meningkat
Tigor Otadan (Foto: YouTube/KSTV OFFICIAL)

ERA.id - Anak indigo terkenal bernama Tigor Otadan asal Kediri, Jawa Timur meramalkan atau memprediksi berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia menerawang Covid-19 akan berakhir pada 2026. Menurutnya, kehadiran pandemi Covid-19 ini adalah hukum alam.

"Menurut penerawangan saya 2026 itu reda, nanti nggak kerasa loh di awal kapan? awal 2020. Ini ada namanya seleksi alam seperti zaman dulu. Beda sama hukum alam yang semua pasti kena," ucap Tigor Otadan, dikutip dari kanal YouTube Hadi Mukidi pada Selasa (31/8/2021).

Tigor Otadan mengingatkan kasus Covid-19 dengan flu Spanyol. Akan tetapi, flu Spanyol berakhir 2 tahun saja. Kasus bisa terselesaikan karena teknologi yang tidak secanggih sekarang ini.

Tigor Otadan (Foto: YouTube/Hadi Mukidi)
Tigor Otadan (Foto: YouTube/Hadi Mukidi)

"Bangsa kita juga pernah ada sejarah pandemi, flu spanyol. Zaman dulu ada sekitar tahun 1918 sampai 1920. Flu spanyol itu memang ada, sama seperti Covid-19. Orang-orang nggak boleh melakukan aktivitas, sebagainya," paparnya.

"Bedanya apa? Zaman dulu kenapa lebih cepat? Flu spanyol hanya dua tahun. Zaman dulu alat transportasi belum banyak, keinginan orang keluar susah akses. Jadi, itulah wabah yang cepat selesai. Terus, jarang ada orang politik. Nah itu, dalam arti memanfaatkan situasi," lanjutnya.

Ditambah lagi, saat ini banyak oknum yang memanfaatkan Covid-19. Seperti halnya beredar pembuatan surat PCR negatif palsu hingga korupsi bansos yang dilakukan eks Mensos, Juliari Batubara.

Tigor Otadan (Foto: YouTube/Hadi Mukidi)
Tigor Otadan (Foto: YouTube/Hadi Mukidi)

"Banyak orang-orang ketahuan menjual surat PCR negatif palsu, itu salah satu contohnya. Memanfaatkan kadar korupsi bansos. Jadi, kita berada dikesulitan jadi orang-orang harus sadar. Karena apa? Wabah ini seleksi alam hukum alam," tuturnya.

Menurutnya, ada juga masyarakat yang tak mau untuk diperiksa PCR karena takut dinyatakan positif Covid-19.

"Beberapa masyarakat malu, kalau periksa malu. Jangan, buang pendapat-pendapat itu. Karena apa? kalau penanganan berat oksigen tipis dibawah 25 ini sangat fatal. Jangan pernah berpikiran, dikit-dikit covid-kan, banyak banget memang covid itu ada," imbuhnya.

Rekomendasi