Sebelum Meninggal Dunia, Nurul Arifin Sempat Larang Putrinya Tampil Nyentrik Penuh Tato: Jadi Anak Politisi Nggak Gampang

| 26 Jan 2022 10:50
Sebelum Meninggal Dunia, Nurul Arifin Sempat Larang Putrinya Tampil Nyentrik Penuh Tato: Jadi Anak Politisi Nggak Gampang
Maura (Foto: Instagram/@evilheat)

ERA.id - Artis sekaligus politisi Nurul Arifin menceritakan kenangan dengan putrinya, Maura Magnalia yang meninggal dunia akibat serangan jantung pada Selasa (25/1/2022). Ia mengenang sang putri yang kerap tampil nyentrik dengan tubuh penuh tato semasa hidupnya.

Dimata Nurul Arifin, Maura adalah sosok anak yang cantik, pintar, dan eksentrik. Namun, Maura tidak mau dibatasi, sehingga mendiang menato tubuhnya hingga pasang piercing.

"Maura itu anak sangat cantik, pintar, cerdas. Saking cerdasnya, jadi eksentrik. Tatonya ada diseluruh badan, terus ada piercing juga. Jadi, tidak mau dibatasin gitu," ujar Nurul Arifin, dikutip dari kanal YouTube NitNot.

Nurul Arifin dan suami (Foto: YouTube/Nit Not)
Nurul Arifin dan suami (Foto: YouTube/Nit Not)

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini sempat melarang Maura untuk menato tubuhnya hingga memasang piercing. Tetapi, Maura tak mau menuruti permintaan ibundanya dan tetap melakukan sesuai kemauannya.

"Ketika saya melarang, 'Jangan melarang, itu bagian dari kepuasan saya'. Karena menjadi anak seorang politisi itu nggak gampang. Akhirnya, dia harus membatasi, berpikir jadi larinya ke tubuhnya sendiri," paparnya.

Perempuan berusia 55 tahun ini mengungkapkan bahwa Maura bercita-cita ingin menjadi dosen. Demi meraih cita-citanya, Maura harusnya sudah wisuda pada Maret 2022 karena menyelesaikan pendidikan S2 di Australia.

"Dia pengen jadi dokter. Sebelum pandemi, dia kan ngajar, dia menemukan pasionnya disitu. Jadi ngajar kayak bapaknya, karena cita-citanya jadi dokter," tuturnya.

Maura (Foto: Instagram/@evilheat)
Maura (Foto: Instagram/@evilheat)

Menurutnya, kehadiran pandemi Covid-19 membuat Maura menjadi frustasi karena merasa dibatasi. Sehingga, hal ini mempengaruhi kesehatan mentalnya.

"Jadi saya lihat ini bentuk frustasi, ada unsur akibat pandemi larangan ini itu. Sehingga tidak bebas bertemu dengan teman dan sebagainya. Jadi frustasinya agak dalam," ucapnya.

Sebelum meninggal dunia, Maura sempat berbincang-bincang dengan ayahnya bahkan mengirim pesan kepada teman-temannya. Lalu, Maura tertidur di atas meja dan ditemukan sudah tak bernyawa.

"Tadi malam jam 1 masih ngobrol sama Mas Mayong. Dia juga masih chattingan sama teman-temannya. Jam 04.30 waktu kami bangun dia sudah ketiduran di meja makan. Diangkat sudah dingin, jadi itulah yang terjadi," tambahnya.

Rekomendasi