Peringati Hak Anak Nasional, Save The Children Dorong Pemenuhan Hak Anak yang Terdampak Krisis Iklim

| 23 Jul 2022 07:25
Peringati Hak Anak Nasional, Save The Children Dorong Pemenuhan Hak Anak yang Terdampak Krisis Iklim
Ilustrasi anak-anak (Foto: Pexels/cottonbro)

ERA.id - Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Salah satu tujuan peringatan HAN adalah mewujudkan kehidupan yang baik demi masa depan anak-anak Indonesia.

HAN juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak-hak anak. Hal ini karena anak-anak Indonesia mempunyai hak.

Diantaranya, adalah hak hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan. Ketua Pengurus Yayasan Save The Children Indonesia, Selina Patta Sumbung membeberkan apa saja hak-hak anak Indonesia.

Selina Sumbung (Foto: Virtual)
Selina Sumbung (Foto: Virtual)

"Ada hak hidup, tumbuh kembang, tinggal, partisipasi. Bukan hanya diberitakan dampak, bahkan merubah perilaku dan mempengaruhi pangku kepentingan demi anak-anak. Ini bisa dilakukan berkepanjangan," ujar Selina Sumbung melalui acara Diskusi Media: Pekan Berpihak pada Anak 2022 dengan tema Membangun Generasi Muda Iklim pada Jumat (22/7).

Lebih lanjut, Selina meminta masyarakat untuk lebih bersuara mengenai hak-hak anak. Terlebih lagi, krisis iklim memberikan beban berat pada anak-anak yang lahir pada 2020-an.

"Terus maju dan buat perubahan demi anak-anak. Anak-anak lahir 2020-an terancam kasus iklim dibandingkan kakek nenek mereka yang lahir 1960-an," kata Selina.

Ia mengatakan akibat krisis iklim, anak-anak berisiko menghadapi satu kali lebih banyak kebakaran hutan dan tiga kali lebih banyak berpotensi ancaman banjir. Selain itu, ancaman tiga kali lebih banyak gagal panen, dua kali alami kekeringan, hingga tujuh kali lebih banyak gelombang panas.

"Fenomena ini dilihat secara langsung dan nyata. Jadi, ini bukan hal dibuat-buat, memang kita sudah lihat kenyataannya," ucap Selina.

Selina mengatakan krisis iklim disebut juga sebagai krisis hak-hak anak. Menurutnya, banyak hak anak yang tak dipenuhi karena bencana alam.

Maka dari itu, Selina menyarankan negara agar memitigasi dan mendorong penggunaan anggaran demi mengatasi perubahan iklim untuk kebaikan bersama.

"Kami berupaya meningkatkan kesadaran bahwa krisis iklim merupakan krisis terhadap hak anak-anak. Maka dari itu, penting menempatkan hak dan suara anak ketika membahas dampak iklim," katanya.

"Dengan mendorong pembiayaan negara bisa mengatasi perubahan iklim. Program-program pemerintah lebih peka untuk melibatkan anak dan membuat program yang berpihak pada anak." lanjutnya.

Rekomendasi