Ikuti Jejak Singapore Airlines, Korean Air Hentikan Layanan Kabin 40 Menit Lebih Awal Sebelum Mendarat

| 06 Jul 2024 23:05
Ikuti Jejak Singapore Airlines, Korean Air Hentikan Layanan Kabin 40 Menit Lebih Awal Sebelum Mendarat
Korean Air (instagram/koreanair)

ERA.id - Korean Air memutuskan untuk menghentikan layanan kabin di semua penerbangan 40 menit sebelum pendaratan. Penghentian ini mengikuti jejak Singapore Airlines demi menghindari masalah turbulensi.

Keputusan Korean Air menghentikan layanan kabin lebih awal ini akan berlaku mulai 1 Juli mendatang. Pihak maskapai mengatakan layanan kabin akan terhenti 20 menit lebih cepat sebelum pendaratan.

"Mulai 1 Juli, Korean Air akan menyelesaikan layanan kabin di semua rute jarak menengah dan jauh 40 menit sebelum mendarat, 20 menit lebih awal dari sebelumnya," kata maskapai tersebut, dikutip CNA, Sabtu (6/72024).

"Perubahan prosedur layanan ini akan memungkinkan layanan dalam penerbangan berakhir sebelum pesawat mulai mendarat," sambungnya.

Keputusan Korean Air menghentikan layanan kabin lebih awal ini mengikutip keputusan Singapore Airlines pada bulan Mei lalu. SIA memutuskan untuk menghentikan penyajian makanan dan minuman panas ketika tanda sabuk pengaman dinyalakan.

Keputusan itu menyusul masalah turbulensi ekstrem yang sempat melanda penerbangan SQ321 beberapa waktu lalu. Penerbangan dari London ke Singapura itu menyebabkan satu penumpang tewas dan lainnya terluka.

"Turbulensi telah menjadi masalah yang terus-menerus dan berkembang dalam beberapa tahun terakhir dengan jumlah insiden meningkat dua kali lipat pada Q1 2024 dibandingkan Q1 2019," kata Korean Air.

"Turbulensi menjadi lebih sering terjadi, terutama saat pesawat turun, karena perbedaan suhu yang besar antar ketinggian. Inilah sebabnya mengapa layanan kabin Korean Air sekarang akan berakhir sebelum pesawat mulai turun," sambungnya.

Maskapai tersebut menambahkan bahwa peringatan bersama dengan tanda kencangkan sabuk pengaman akan aktif ketika pesawatnya melewati area yang mungkin mengalami turbulensi. Saat tanda tersebut dinyalakan, penumpang harus mengikuti instruksi kru, dan kembali ke tempat duduknya serta mengencangkan sabuk pengamannya.

Meskipun sebagian besar penyebab turbulensi biasanya dapat dideteksi oleh radar cuaca, sehingga pilot dapat terbang mengelilinginya, beberapa jenis turbulensi hampir tidak mungkin dideteksi atau diprediksi.

"Pertemuan dengan turbulensi mendadak atau fenomena turbulensi udara jernih (CAT) yang tidak dapat diprediksi adalah hal biasa. Oleh karena itu, mengenakan sabuk pengaman setiap saat adalah cara terbaik untuk memastikan keselamatan selama penerbangan," ujar maskapai asal Korea Selatan itu.

Lebih lanjut, maskapai ini menyarankan penumpang untuk menyimpan bagasi jinjing mereka di kompartemen atas atau di bawah kursi di depan mereka untuk mencegah cedera jika terjadi turbulensi mendadak.

"Mengingat tren turbulensi baru-baru ini, maskapai ini melakukan tinjauan komprehensif terhadap strategi layanan untuk memastikan standar keselamatan dan pengalaman perjalanan tertinggi bagi penumpangnya," pungkasnya.

Rekomendasi