Mengapa Hubungan Yang Tidak Bahagia Dipertahankan?

| 27 Nov 2018 09:23
Mengapa Hubungan Yang Tidak  Bahagia Dipertahankan?
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Tidak sedikit orang yang sudah menjalin hubungan asmara cukup lama sering bertengkar. Tapi, mereka memilih untuk tetap bersama. Apa alasannya?

Banyak! Mulai dari merasa sulit mencari pasangan baru dan memulai kehidupan baru, ada juga yang karena tidak ingin anak-anak mereka terlantar, sampai ada yang merasa tidak bakal bisa mendapat pasangan sebaik pasangannya saat ini.

Lantas mengapa orang memilih untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak bahagia? Ada sebuah studi ilmiah yang dapat menjelaskan fenomena ini. Katanya, semakin percaya seseorang terhadap pasangan mereka maka semakin besar pula rasa ketergantungan terhadap pasangannya. Semakin kecil kemungkinan mereka untuk memulai suatu perpisahan. 

Dengan kata lain, seseorang mungkin termotivasi untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak memuaskan demi pasangan mereka masing-masing.

Studi yang baru-baru ini dirilis oleh CNN tersebut, menunjukkan orang tetap berada dalam bubungan yang tidak memuaskan karena mereka khawatir akan menyakiti perasaan pasangannya.

"Dalam pengalaman saya, ada rasa takut dan ketidakamanan yang paling sering muncul, yang mencegah orang bergerak maju ke dalam kehidupan yang mungkin kurang nyaman, akan tetapi akhirnya lebih bahagia dan lebih autentik. Pasangan ini cenderung menetap dalam hubungan 'cukup baik'," kata terapis seks Holly Richmond. 

"Meskipun demikian hampir selalu ada titik di mana sudah jelas sebuah hubungan sudah benar-benar tidak cukup baik, dan itu yang menyebabkan lebih banyak hal berbahaya bagi orang yang tidak bahagia untuk tetap bersama daripada memutuskan untuk berpisah," katanya.

Kekhawatiran tentang anak-anak, keuangan, teman, gaya hidup dan diterima di masyarakat juga dapat mempengaruhi keputusan untuk tetap bersama. 

"Dalam praktik saya, saya melihat ada klien yang tetap dalam hubungan mereka karena mereka khawatir tidak akan menemukan pasangan lain, sementara yang lain memilih tetap bersama karena mereka tidak ingin melihat anak-anak mereka kehilangan kasih sayang orang tua," kata Sari Cooper, yang juga merupakan terapis seks. 

Bertahan atau Udahan?

Jika hubungan sudah seperti itu, di mana sebuah hubungan sudah tidak sehat lagi, dan sangat sukar untuk dipertahankan, apakah pasangan harus tetap mencari jalan keluar dan bertahan atau harus berpisah?

Meskipun sulit, beberapa terapis menyarankan agar lebih baik jika memang sudah sangat sulit untuk dilanjutkan lebih baik berpisah. 

"Akan sangat membantu untuk memvisualisasikan hidup seseorang setelah putus," kata Cooper. 

"Namun, sebelum memutuskan untuk berpisah, saya meminta klien untuk membayangkan dengan sangat rinci seperti apa hidup mereka: Apakah mereka dapat menopang diri mereka secara finansial? Akankah mereka merasa melakukan semua yang mereka bisa untuk memperbaiki hubungan mereka?" sambung Cooper.

Senada dengan Cooper, terapis seks Kristie Overstreet mengatakan: "Jika kamu mencoba untuk memutuskan apakah akan tetap bertahan dalam hubungan atau meninggalkannya, tuliskan kebaikan dan keburukan yang kira-kira akan terjadi. Hal ini akan memaksa kamu untuk menggunakan logika daripada emosi, untuk mengidentifikasi hal-hal yang tidak disadari sebelumnya." 

Hubungan yang tidak sehat menurut terapis seks Tammy Nelson berarti sebuah hubungan tersebut sudah tidak dapat berkembang lagi untuk mendukung seseorang menjadi mandiri dan tidak terlalu ketergantungan, dan kamu merasa sangat takut kehilangan dan ketakutan tanpa orang lain.

"Jika kamu tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh sebagai pribadi utuh dalam satu hubungan, kamu mungkin tidak hanya menahan diri untuk berkembang, tetapi juga pasangan yang kamu sayangi itu," pungkasnya.

Baca Juga : Saat Kamu Tidur, Indra Pendengaran Masih Terjaga

 

Tags : lifestyle
Rekomendasi