Urutan dalam daftar, US News menyebut diet DASH sebagai urutan kedua paling sehat, dengan Weight Watchers di urutan keempat, vegetarian menempati urutan 11, vegan di urutan ke-29, Paleo di urutan ke-33, dan WHOLE30 serta keto pada urutan ke-38.
Dikutip dari Well and Good, apa yang membuat diet Mediterania paling banyak diminati oleh para dokter dan ahli nutrisi. Ahli gizi terdaftar Lauren Slayton, MS, RD, menunjuk pada fakta bahwa diet tersebut menekankan untuk mengonsumsi makanan dengan tinggi omega-3 dan lemak sehat, seperti ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, buah-buahan, dan sayuran.
"Minyak zaitun memiliki manfaat luar biasa bagi jantung," katanya, seperti dikutip Antara, Kamis (3/1/2018).
Slayton menambahkan bahwa diet ini mudah ditiru bagi orang untuk mematuhinya; tidak seperti sebagian besar rencana populer lainnya (anggur merah jelas terdapat dalam menu Mediterania). Beberapa manfaat lain dari diet Mediteraina yang mungkin tidak Anda ketahui:
1. Diet ini bagus untuk usus Anda
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang mengikuti diet Mediterania memiliki populasi bakteri baik yang lebih tinggi di microbiome mereka, dibandingkan dengan mereka yang makan diet Barat tradisional. Para peneliti mencatat peningkatan makan makanan nabati seperti sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan meningkatkan bakteri baik sebesar 7 persen.
2. Diet ini memperlambat proses penuaan
Berkat semua makanan anti-inflamasi seperti minyak zaitun, sayuran berdaun hijau, dan kacang-kacangan, diet Mediterania melindungi tubuh terhadap stres dan peradangan oksidatif keduanya merupakan kunci untuk memperlambat proses penuaan. Dan itu kabar baik bagi seluruh tubuh Anda terutama otak Anda.
3. Diet ini memiliki manfaat khusus untuk perempuan pasca-menopause
Diet Mediterania bahkan telah dikaitkan dengan dampak positif massa otot dalam kesehatan tulang pada perempuan pasca-menopause. Sekali lagi, alasan utamanya adalah meningkatnya asupan makanan nabati dan penurunan konsumsi daging yang merupakan inti dari rencana pola makan.
Namun, ketika dunia mengakui manfaat dari diet Mediterania, kebiasaan makan di kawasan tersebut kini berubah. Anak-anak di Yunani, Italia, dan Spanyol menjadi kurang sehat dari sebelumnya, dengan tingkat obesitas lebih dari 40 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian karena mereka makan lebih banyak makanan olahan dan minum lebih banyak soda daripada generasi sebelumnya. Untuk memperbaikinya, para ahli mengatakan, negara-negara Mediterania hanya perlu kembali ke akarnya.