Tapi, apakah kamu menyadarinya, sekarang sangat sulit membunuh serangga yang kalau terbang ini membuat bulu kuduk naik?
Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini, menunjukkan bahwa kecoak mendapatkan kekebalan terhadap beberapa insektisida. Ini gawat untuk kalian pembenci kecoak.
Dilansir dari CBS News, penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Purdue. Penelitian ini menyatakan, kecoak Jerman, yang merupakan spesies kecoak yang paling umum, menjadi semakin resisten terhadap hampir semua jenis insektisida. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.
Kecoak Jerman ditemukan hidup secara eksklusif di lingkungan manusia. Mereka membawa patogen seperti Salmonella, E.coli dan mikroba resisten antibiotik lainnya. Dengan demikian, kecoak adalah ancaman kesehatan yang mengkhawatirkan bagi manusia.
Dalam studi ini, para ilmuwan menggunakan berbagai jenis insektisida pada kecoak dan ditemukan bahwa kecoak ini dapat mengembangkan resistensi terhadap insektisida tersebut.
Karena kecoak memiliki siklus hidup 100 hari, mereka dapat berkembang dengan sangat cepat. Akibatnya, mereka cenderung mengembangkan daya tahan pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Dalam laporan terperinci dari penelitian ini, terungkap bahwa 3 merek insektisida berbeda digunakan pada tiga koloni kecoa yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu enam bulan.
Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini dibeli di toko. Satu koloni kecoak disemprot dengan ketiga insektisida, satu per satu. Koloni lainnya disemprot dengan campuran ketiga set insektisida, sedangkan koloni terakhir disemprot dengan satu bahan kimia yang memiliki daya tahan rendah terhadap kecoak.
Ditemukan bahwa selama beberapa periode waktu, sebagian besar koloni kecoak tidak berkurang ukurannya. Artinya, level resistensi mereka telah meningkat. Kecoak dengan cepat mendapatkan kekebalan terhadap semua bahan kimia dari insektisida tadi.
Kalau sudah begini, cara membunuh kecoak yang paling efektif adalah menghancurkannya.