Begitu tiba, dia langsung menjulurkan tangannya mendorong pintu masuk minimarket itu. Padahal ada tulisan 'Tarik' di pintu itu untuk membuka pintu.
Setelah itu, Dani langsung masuk dan mengambil sebuah minuman dingin di lemari pendingin dan membayarnya di kasir. Saat keluar, Dani menarik pintu minimarket yang sebenarnya tulisannya berbunyi 'Dorong'.
Kejadian ini tak cuma dilakukan Dani. Beberapa orang lainnya yang keluar dari minimarket yang identik berwarna merah itu melakukan hal yang sama.
Pantauan era.id, dalam sejam, ada lima orang yang masuk ke sana. Dari lima orang itu, hanya tiga orang yang tertib mengikuti tulisan yang tertempel di pintu.
Salah satunya yang tertib adalah Rizki (31). Sales minuman ini datang ke sana untuk mengontrol produknya di minimarket tersebut.
"Tulisannya tarik, ya saya ikut aja. Enggak pakai mikir kenapa-kenapa," ungkap Rizki di salah satu minimarket di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (31/7/2019).
"Lagian pernah kejadian juga, tulisannya dorong, saya tarik pintunya. Malah enggak kebuka, hahahaha...," katanya sambil tertawa.
Sedangkan Ayu (28), seorang ibu rumah tangga, mengaku asal saja membuka pintu minimarket. Katanya, yang penting pintu tersebut bisa dibuka. "Reflek aja dorong gitu, enggak baca juga tulisannya," kata dia.
Salah satu petugas minimarket yang berjaga mengatakan, mau pintu dibuka atau ditarik tak sesuai tulisan, sebenarnya tak berpengaruh sama sekali. Kecuali, kata dia, pintunya sedang rusak.
"Itu sebenarnya penanda saja, soalnya takut ada pembeli yang enggak lihat ada pintu terus nabrak," kata penjaga minimarket yang tak mau disebutkan namanya.
"Kalau rusak karena didorong dan ditarik sembarangan ya enggak ada, mbak. Soalnya dia (pintu) emang bisa dibuka suka-suka saja," imbuhnya.
Berkaca dari ketidaksesuaian pelanggan minimarket membuka pintu sesuai tulisan, era.id pun penasaran kenapa hal ini bisa terjadi.
Dilihat dari sisi psikologis, psikolog Kasandra Putranto mengatakan, hal ini bisa terjadi karena faktor kebiasaan.
"Ini sebenarnya karena kebiasaan otomatis dan tidak membaca," kata Kasandra kepada era.id saat dihubungi lewat pesan singkat.
Dia mengatakan, umumnya, orang akan lebih sering mendorong ketika akan membuka pintu.
"Orang kan cenderung (membuka pintu) dengan mendorong daripada menarik. Selain itu mereka juga enggak membaca petunjuk yang tertempel. Jadi itu cuma masalah kebiasaan saja," jelas Kasandra.
Dia menambahkan, gerakan mendorong untuk membuka pintu memang belum ada kajiannya dalam ilmu psikologi. Tapi menurutnya, gerakan mendorong lebih mudah ketimbang menarik ketika membuka pintu.
"Belum pernah ada yang menyelidiki sih, mungkin ya gerakan mendorong kan lebih mudah," tutupnya.