ERA.id - Ribuan warga Madura yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Madura Bersatu mengepung Balai Kota Surabaya. Mereka menuntut Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi untuk menghentikan penyekatan dan tes swab antigen.
Dalam aksinya, mereka membentangkan poster bertuliskan nada protes bertuliskan 'Hentikan penyekatan yang diskriminatif', 'Wali Kota Surabaya harus minta maaf ke pada warga Madura', 'Di Madura gak ada corona yang ada markona'.
Sebelum Wali Kota Eri menemui massa sempat terjadi tarik ulur, dimana Satgas COVID-19 Surabaya meminta perwakilan 20 warga Madura masuk ke Balai Kota Surabaya, sementara pendemo menolak permintaan itu.
Massa mendesak Wali Kota Eri Cahyadi keluar dari ruang kerjanya untuk menemui mereka secara langsung di depan halaman Balai Kota Surabaya.
"Kami minta Pak Eri menemui kami di sini. Kami minta penyekatan itu dihentikan," kata salah seorang peserta aksi Nasikin.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto mengatakan Wali Kota Eri siap menemui pendemo asalkan hanya perwakilan 20 orang.
"Perwakilan 20 orang silahkan masuk. Kami tetap minta jaga jarak, jangan berkerumun. Ingat virus corona masih ada," katanya, Senin (21/6/2021).
Mendapati hal itu, pendemo menolak permintaan Satgas COVID-19 Surabaya dan meminta Eri Cahyadi menemuinya. Massa sempat melempar botol minuman bekas ke arah petugas keamanan.
Selang beberapa waktu, Wali Kota Eri bersedia menemui para pendemo. Eri mengatakan aspirasi dari para pendemo akan disampaikan ke pihak yang berwenang, yakni Satgas COVID-19 Jatim.
"Surabaya adalah kepanjangan Bangkalan. Jadi bukan Surabaya yang melakukan penyekatan. Kami sifatnya hanya membantu," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.