Banksy merupakan seniman yang menyembunyikan identitasnya. Dia aktif menggambar secara ilegal dan menyampaikan pesan-pesan politis lewat karyanya sejak tahun 1990-an. Banksy konsisten tak menunjukkan jati dirinya hingga saat ini, kendati penggemarnya kian banyak di seluruh dunia.
Lukisan Devolved Parliament yang baru terjual itu dibuat 10 tahun lalu. Karya tersebut menggambarkan sekumpulan primata duduk di House of Commons atau gedung parlemen Inggris.
Baca Juga : Menang Lelang Rp21 M, Banksy Rusak Karya Lukisannya
Waktu lelang hanya berlangsung selama 13 menit di Sotheby, London. Lukisan itu kemudian terjual seharga 12,2 juta dolar AS atau sekitar Rp172 miliar oleh seorang kolektor seni yang enggan menyebutkan namanya. Sebelumnya, lukisan itu sempat ditaksir dengan harga 2,5 juta dolar AS atau Rp35 miliar. Namun, taksiran itu meleset.
Sementara, Banksy merespons kenyataan itu melalui akun Instagram resminya. Ia mengutip pernyataan kritikus seni bernama Robert Hughes, "Seni mestinya membuat kita merasa lebih jernih dan lebih cerdas. Tetapi, harga karya seni kini telah menjadi bagian dari dirinya. Karya seni punya pekerjaan baru: duduk di dinding dan mahal tak terjangkau, alih-alih menjadi milik umat manusia seperti juga buku. Seni menjadi properti milik seseorang yang sanggup membelinya."
View this post on Instagram
. Record price for a Banksy painting set at auction tonight. Shame I didn’t still own it.
Banksy kemudian seperti merespons pernyataan Hughes itu dalam keterangan fotonya: "Harga lukisan itu kini mencetak rekor. Sialnya, saya tetap tak memilikinya."
Sebelumnya, harga tertinggi untuk karyanya adalah 1,8 juta dolar AS atau Rp21 miliar. Uang tersebut mengucur untuk karya lainnya berjudul Keep It Spotless.
Selama menjadikan seni visual sebagai suara politisnya, Banksy kerap menggunakan cara-cara satire dan humor gelap. Karya-karyanya itu pun muncul di ruang-ruang publik. Dia berharap publik bisa menikmatinya secara gratis.
Rekomendasi
Nasional11 Nov 2022 11:00Presiden Pastikan RI Siap Jabat Ketua ASEAN di Tahun Depan
Popular