Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook Nathaniel Gleicher bilang, orang-orang di balik akun palsu tersebut menggunakan anonimitas untuk menyebarkan konten dan membawa pengguna keluar dari Facebook. Mereka menggunakan isu separatisme untuk mendapatkan perhatian publik.
"Mereka kerap memposting dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia tentang Papua Barat. Beberapa halaman berbagi konten untuk mendukung gerakan kemerdekaan, sementara yang lain memposting kritik terhadap gerakan itu," tulis Nathaniel di laman resmi Facebook, Kamis (4/10).
Baca Juga : Instagram 'Perangi' Aksi Bullying Lewat Fitur Restrict
Dia mengklaim, investigator di divisinya telah melakukan pengecekan mendalam sebelum menutup akun-akun tersebut. Tim investigasi Facebook mengidentifikasi, akun-akun palsu itu terindikasi punya hubungan dengan perusahaan media Insight ID.
Nathaniel melanjutkan, dalam setiap kasus ini, orang-orang di balik aktivitas tersebut saling berkoordinasi dan menggunakan akun palsu untuk memalsukan identitas. Tujuannya, untuk menarik perhatian orang guna mendapatkan keuntungan.
"Kami terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini, karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk menipu orang," katanya.
Baca Juga : Fitur Pendeteksi Ponsel pada Kamera Lalu Lintas Ancam Pengemudi
Nathaniel menjelaskan, 69 akun Facebook, 42 Pages, dan 34 akun Instagram itu memiliki pengikut lebih dari 410 ribu akun. 120 ribu dari akun-akun tersebut setidaknya mengikuti satu akun Instagram.