"Saya berharap pemerintah lewat Mendikbud Nadiem Makarim, dapat menerbitkan katalog berisi informasi kain-kain Indonesia dan arti-arti motif serta corak dari kain itu," katanya di Jakarta Fashion Week di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/10/2019).
Wanita yang dikenal dengan panggilan Obin, ini mengatakan saat ini banyak orang yang tidak mengetahui nama kain Indonesia, apalagi nama corak serta arti di balik corak tersebut. Menurutnya kain merupakan salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia, karena meskipun baju yang dikenakan berbeda-beda, namun kain yang dikenakan tetaplah kain Indonesia.
"Bajunya ada kebaya, baju kurung, baju bodo, tapi kainnya tetap kain Indonesia. Apakah itu batik, tenun, atau ikat. Semua dipersatukan oleh kain," ujar pendiri rumah mode Bin House tersebut.
Baca Juga: 100 Hari Pertama, Nadiem Makarim Bakal Jadi 'Murid'
Lebih lanjut Obin menambahkan bahwa sesungguhnya tidak masalah bila seseorang mengenakan kain Indonesia namun tidak tahu arti di balik kain tersebut. "Ya sebetulnya tidak apa-apa kalau mereka hanya memakai tapi tidak tahu artinya, karena dengan memakai baju atau kain Indonesia adalah satu permulaan," kata Obin.
Obin berpendapat setelah seseorang mengenakan kain Indonesia, rasa ingin tahu orang tersebut mengenai nama dan arti motif dari kain yang dia kenakan akan muncul perlahan-lahan.
"Semisal Anda pakai kain atau baju, terus ada orang bilang 'Wah itu kan motif Sekar Jagad', nah orang yang pakai tentu jadi penasaran dan dia akan cari tahu nama dari motif itu, artinya belakangan," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta dirinya tidak dipanggil Pak Menteri. Dia lebih senang dipanggil dengan sapaan 'mas'. "Jangan panggil pak, panggil mas saja," kata Nadiem saat memberikan sambutan pada acara serah terima jabatan di kantor Kemendikbud di Jakarta, Rabu kemarin.
Ia juga mengatakan, akan lebih banyak mendengar masukan dari berbagai stakeholder pendidikan yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan. Ia mengaku belum sepenuhnya menguasai dunia pendidikan.
"Saya dalam 100 hari masa kerja akan banyak berperan menjadi murid, bukan menjadi guru. Jadi saya mohon kepada semua yang ada di Dikti atau Dikbud, mohon bersabar dengan saya. Namun, saya ini murid yang cepat belajar," ucapnya.