Jakarta, era.id - Padi Reborn baru saja selesai dari masa vakumnya sejak 2011. Bertemu kembali di tahun 2017, Padi Reborn merencanakan sebuah album baru untuk para Sobat Padi yang sudah menantikan album baru mereka. Hasilnya, sebuah album baru bertajuk "Indera Keenam" jadi penanda kembalinya Padi Reborn di industri musik.
Album "Indera Keenam" memiliki arti yang mendalam bagi para personel. Melalui konferensi pers yang diadakan di QQ Kopi Tiam Plaza Indonesia pada hari ini (25/10), band yang sudah berumur lebih dari 22 tahun ini menjelaskan tiap makna di balik album "Indera Keenam".
Awal pembuatan album ini berawal ketika mereka mengadakan konser dan ternyata menerima antusias yang besar dari para penggemar begitu juga milenial. Padi Reborn sendiri terakhir kali merilis album "Tak Hanya Diam" di tahun 2007, waktu yang terhitung lama bagi para penikmat musik.
Tetapi, ketika mereka mengetahui lagu-lagu seperti Begitu Indah dan Kasih Tak Sampai masih banyak yang mendengarkan, termasuk anak-anak muda, Piyu merasa harus melebarkan target pasar kepada milenial. “Perlu ada jembatan untuk menyasar milenial. Ini semacam strategi,” kata Piyu.
Melalui album barunya, Padi Reborn ingin membuktikan eksistensi mereka. Padi Reborn pun menggandeng Denny Chasmala, seorang produser musik yang memegang peran dalam album "Indera Keenam".
Denny pun menerima untuk memproduseri album ini karena merasa cocok dengan karakter dan sense of music dari Padi Reborn. "Indera Keenam" merupakan album keenam untuk band rock ini.
"Indera Keenam" terdiri dari sense of hearing, sense of vision, sense of taste, sense of smell, sense of touch, dan sense of making the music. Makna lain "Indera Keenam" juga menggambarkan enam sosok di balik album ini. Lima personil Padi Reborn dan satu Denny Chasmala. Pemilihan judul ini juga mempengaruhi logo album berupa lambang heksagon seperti labirin yang diakhiri dengan angka enam di tengah logo.
Konferensi pers "Indera Keenam" (Tarida/era.id)
Pemilihan lagu
Dalam album "Indera Keenam", Padi Reborn memilih tujuh lagu lama dan satu lagu baru untuk masuk ke dalam album ini. Band ini juga menggandeng Denny Chasmala untuk mengkurasi lagu yang akan dibuat kembali.
"Saya tidak mendengar lagu aslinya. Saya hanya melihat liriknya. Lalu saya menunjukkan konsep tersebut kepada anak-anak Padi. Ketika selesai dibuat, hasilnya berbeda dari yang lain. Anak-anak Padi sangat musikal. Jadi latihan hanya satu setengah bulan, rekaman dua minggu." Jelas Denny
Tidak hanya Denny, para personil Padi Reborn juga memiliki tugas untuk memilih lagu yang akan di-remake di album "Indera Keenam". Piyu sendiri memilih Menanti Keajaiban. "Ada sebuah stereotipe bahwa katanya lagu-lagu Padi itu tipenya keras jadi tidak bisa dinyanyiin." kata Piyu
Dalam proses aransemen, Piyu melakukan riset kepada lagu-lagu jaman sekarang. Piyu menyebutkan lagu Stephanie Poetri, I Love You 3000 sebagai salah satu inspirasinya. Buat Piyu, lagu itu sederhana namun amat bermakna.
Harapan panjang
Meskipun baru merilis album akustik di tahun 2019, ternyata keinginan Padi Reborn untuk membuat album akustik sudah dipikirkan sejak lama jauh sebelum vakum. Namun karena baru bersatu kembali di tahun 2017, album itu baru bisa terwujud sekarang.
Yang menarik, album ini disebut sebagai tantangan. Bagi Ari, gitaris band, album akustik adalah tantangan karena mereka belum pernah melakukan ini sebelumnya. "Ibaratnya tadinya kita bebas terus sekarang disuruh baris. Tapi hasilnya enak jadi suka," kata Ari.
Tidak ada perlakuan khusus dalam mengerjakan album akustik ini. Semua personel Padi Reborn menyatakan mereka merasa fun dan santai dalam mengerjakan ini.
Selain mengerjakan album, mereka juga masih rajin mengisi acara dari skala besar sampai skala kecil, termasuk pentas seni. “Ternyata anak-anak sekarang pun juga mendengar Padi. Nah, ini yang membuat kita ingin menampilkan sesuatu yang baru untuk milenial. Setiap lagu punya kakinya sendiri. Ini jadi jembatan.” jelas Piyu.
Tentang Kau Malaikatku
Padi juga tidak ketinggalan menceritakan proses pembuatan lagu Kau Malaikatku, materi baru yang masuk ke dalam album "Indera Keenam". Lagu tersebut dimulai dengan suara anak kecil. Ternyata, itu adalah suara Jenaka Mahira Sudiro, anak bungsu dari aktor Tora Sudiro.
Konsep ini dibicarakan oleh Piyu dan Denny Chasmala. Piyu ingin suara anak-anak yang murni dan polos. Setelah Denny setuju, mereka pun mengajak Jenaka. Beruntungnya, Jenaka cepat menangkap dan suara Jenaka menambah suasana lagu yang pure. Video lirik "Kau Malaikatku" diproduksi di beberapa kota di dunia, mulai dari Praha, Amsterdam, Berlin, hingga Paris.
Lagu Kau Malaikatku dimaknai sebagai perjalanan menemukan rumah kembali. "Sama seperti kami menemukan Padi kembali untuk bermusik." kata Fadly.
Untuk tujuh lagu lainnya, Padi Reborn ingin membuat sebuah perubahan dalam album akustik ini. Salah satunya, Disini Tanpamu. Yoyo menjelaskan tugasnya sebagai drummer di lagu ini. Pada versi asli, Yoyo memberikan gebukan drum yang menghabiskan napasnya.
Namun, untuk versi terbaru, ia hanya perlu menikmati saja. Hal menarik terkait aransemen, para personel Padi Reborn menginginkan lagu ini memiliki sentuhan brass section.
Padi Reborn akan menggelar konser bertajuk Mega Konser Indera Keenam di Studio MNC pada hari Jumat, 1 November 2019. Tiket sudah bisa anda dapatkan lewat aplikasi RCTI+. Sementara itu, album "Indera Keenam" sudah bisa anda dengarkan lewat platform musik online.