Jakarta, era.id - Diskriminasi kembali terjadi di lapangan olahraga. Kali ini, pelajar 16 tahun, Noor Abukaram yang jadi korban. Noor didiskualifikasi saat mewakili sekolahnya, Silvania Northview dalam sebuah perlombaan lari.
Noor memulai dari garis start dan mengakhiri perlombaan di garis finish yang sama dengan peserta lain. Noor mengikuti segala proses perlombaan tanpa perbedaan apapun. Bahkan hingga ia memasuki tahap penyelenggara tingkat daerah di Findlay, Ohio.
Satu-satunya yang membedakan Noor dengan yang lain adalah atribut larinya. Noor menggunakan hijab, blus lengan panjang, serta legging, berbagai atribut yang sejatinya juga sering digunakan oleh pelari profesional yang berhijab.
Pelajar 16 tahun itu berlari mulus hingga tingkat regional. Namun, pada tahap selanjutnya, penyelenggara tiba-tiba menghapus nama Noor dari daftar pelari. Noor didiskualifikasi karena hijab yang ia kenakan.
Kepada The Washington Post, Noor berkomentar: Saya didiskualifikasi dari sesuatu yang saya lakukan karena sesuatu yang saya sukai. Sesuatu yang menjadi bagian dari diriku (hijab).
Kejadian itu juga Noor tulis di laman Facebook. Noor berkisah panjang soal kode atletik yang mendiskriminasi pakaian muslim. Unggahan itu menerima lebih dari dua ribu like. Senator Massachusetts Elizabeth Warren menyatakan dukungan untuk Noor.
“Saya mendukung Anda (Noor). Setiap anak harus merasa aman dan disambut di sekolah— dan murid-murid Muslim tidak boleh ditolak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah,” tulis Warren di akun Twitternya.
-
Afair16 May 2019 13:37
Bayi Guatemala Tewas di Dalam Tahanan Amerika Serikat
-
Lounge25 Mar 2019 15:36
Ulasan Us-Alegori Mengagumkan dari Horor Bergaya Klasik