Untuk menuju galeri seni yang berdiri di atas lahar 5.000 meter persegi itu, kamu bisa menempuhnya lewat Jalan Ir H Djuanda (Dago) atas. Setiap bulannya Selasar Sunaryo menyediakan berbagai macam program kesenian mulai pameran seni rupa, residensi seniman dalam dan luar negeri, dan diskusi-diskusi dengan teman kesenian kontemporer.
Program yang tengah dijalankan saat ini ialah pameran seni rupa bertajuk Balik Bandung oleh seniman Chusin Setiadikara. Pameran ini berlangsung di ruang A atau ruang utama.
Selain itu, dipamerkan pula koleksi lukisan karya Sunaryo, maestro seni rupa pendiri Selasar, di ruang B. Karya Sunaryo yang dipamerkan merupakan karya terbaru yang dibikin tahun 2018 dan pernah dipamerkan bertepatan dengan 20 tahun Selasar Sunaryo. Saat ini, Selasar Sunaryo berusia 21 tahun. Ulang tahun galeri seni ini diperingati tiap tanggal 5 September.
Masih bulan November, Selasar Sunaryo juga akan memamerkan karya seni dari seniman-seniman muda Bandung yang disebut mazhab Bandung. Lalu di ruang sayap, para seniman juga memamerkan hasil cetak saring atau sablon.
Selain itu, seniman muda dari Bandung dan Jakarta menggelar pameran Out of Register yang menyajikan karya seni grafis eksperimental. Jika biasanya seni grafis terdiri dari teknik cukil kayu atau sablon, karya-karya seniman Out of Register lebih bersifat meruang seperti karya instalasi.
Jadi, total ruang pameran di Selasar Sunaryo ada 4 ruang. Di luar ruang pemeran itu, masih ada Bale Tonggoh dan Bale Handap. Bale ini semacam ruang serba guna yang biasa dipakai diskusi, pemutaran film, dan pertunjukan seni.
Tentu selain ruang-ruang berkesenian tersebut, ada cefe Selasar yang menyediakan beragam kuliner, termasuk kopi dan teh yang menjadi minuman khas ruang kesenian ini. Salah satu menunya bernama Kopi Selasar yang merupakan rekomendasi dari Sunaryo. Kopi Selasar berbahan kopi spesialti yang dicampur jahe.
“Menu Kopi Selasar memang menu spesial dari sini. Tahun ini ada beberapa menu baru, antara lain The Artis Coffee, itu rekomendasi kopi pak Naryo juga, terus ada beberapa varian teh juga,” terang Manajer Program Selasar Sunaryo Art Space, Dea Aprilia, saat berbincang dengan era.id.
Dari sisi pengunjung, Selasar Sunaryo menjadi tujuan pengunjung lokal dan internasional. “Kebetulan Selasar sebagai galeri suka bikin program kolaborasi dengan kebudayaan luar negeri,” terang Dea.
Banyak anak muda yang datang ke Selasar. Kedatangan mereka sejalan dengan misi pendirian Selasar, yakni sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi dalam kegiatan seni budaya.
“Orang bisa lihat pameran, pertunjukan, ikut diskusi, dapat pengetahuan sambil refresh kan di sini lingkungannya perbukitan,” kata Dea.