Menengok ke belakang, Indonesia baru masuk dan mengikuti ajang ini pada 1977, sebab awal pelaksanaan dan bernama Southeast Asian Peninsular Games atau disingkat SEAP Games hanya diikuti negara pelopor seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Kamboja.
Meski bukan menjadi negara pelopor di ajang olahraga terbesar se-Asia Tenggara ini, Indonesia langsung menusuk ke papan atas perolehan medali, serta diperhitungkan karena beberapa kali ajang penyelenggaraan menguasai SEA Games dengan meraih juara umum.
Infografik (Ilham/era.id)
Catatan juara umum Indonesia, yakni saat pelaksanaan SEA Games 1977, 1979, 1981 dan 1983, kemudian 1987, 1989, 1991 dan 1993, dan disusul pelaksanaan 1997 serta kemudian SEA Games 2011 di Indonesia. Dari 21 penyelenggaraan sejak 1977 atau saat awal Indonesia mulai mengikuti ajang ini, total Indonesia telah meraih 10 kali juara umum.
Namun, kedigdayaan Indonesia luntur selama tiga kali pelaksanaan yakni 2013, 2015 dan 2017 Indonesia terlempar dari tiga besar, yakni hanya menempati posisi empat kemudian lima selama dua kali yakni 2015 dan 2017.
Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga mematok target realistis. Menpora pada Kabinet Kerja, Imam Nahrawi ingin agar ajang Sea Games menjadi batu loncatan bagi atlet muda agar menambah jam terbannya, sehingga yang dikirim ke Manila mayoritas adalah atlet muda. Diharapkan, atlet muda bisa berprestasi di ajang lebih besar seperti Asian Games atau Olimpiade.
Sedangkan Menteri Pemuda dan Olahraga saat ini, Zainudin Amali menargetkan 45 emas untuk kontingen Indonesia di Sea Games kali ini.
"Perkiraan yang sudah dilaporkan ke kami sekitar 50-an emas, tapi kita diskon lagi setelah ada margin of error yakni 45-an emas. Kita tidak tahu karena kita bukan bermain di Indonesia atau di Jakarta. Hal-hal non-teknis yang tak kita duga atau perkirakan sebelumnya itu bisa muncul di lapangan nanti," kata Zainudin kepada wartawan, Senin (25/11/2019).