Rupa-Rupa Khasiat Jintan Hitam, si Penakluk HIV-AIDS

| 02 Dec 2019 17:01
Rupa-Rupa Khasiat Jintan Hitam, si Penakluk HIV-AIDS
Ilustrasi (GOKALP ISCAN dari Pixabay)
Jakarta, era.id - Sejak tiga ribu tahun Sebelum Masehi (SM), jintan hitam sudah dipergunakan sebagai terapi alami di banyak negara, termasuk Indonesia. Jinten hitam (Black Cumin, Nigella sativa), kelompok imunostimulan fitogenik dipercaya dapat membantu membentuk dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Jinten hitam juga diketahui memiliki beragam efek terapeutik, seperti antibakteri (terutama Vibrio cholera dan Escherichia coli), antioksidan, antiperadangan, antikanker, antitumor, antihistamin (mengobati alergi debu, serbuk, asma bronkial, dsb), aktivitas antibakteri melawan bakteri positif dan negatif gram, bronchodilator (melebarkan saluran nafas), dan diuretic (peluruh kencing).

Kemudian juga hypotensive (penurun tekanan darah), efek protektif terhadap ischemia reperfusion injury di berbagai organ tubuh, immunopotentiating activities (sistem kekebalan tubuh), menghambat produksi aflatoxin (jamur penyebab kanker yang biasa dijumpai di tempe dan kacang tanah), dan antikonvulsan (terutama pada kasus kejang atau seizures yang diinduksi oleh PTZ, pentylenetetrazole).

Menurut Onifade AA, dkk (2013), jinten hitam berpotensi sebagai agen terapeutik yang secara efektif mengendalikan infeksi HIV. Hal ini telah terbukti pada pasien HIV dewasa yang mengalami pemulihan sempurna dan sero-reversion setelah terapi dengan Nigella sativa concoction 10 ml, dua kali sehari, selama enam bulan. Efek samping dan efektivitas obat dievaluasi setiap hari.

Thymoquinone, unsur pokok jinten hitam, merupakan quinine yang aktif secara farmakologis, yang memiliki efek analgesic (pereda nyeri), antiradang, antitumor. Ekstrak alkoholik jinten hitam menunjukkan aktivitas sitotoksik dan dijumpai efektif melawan kanker oral, menghambat sel-sel kanker dan perkembangan sel-sel endotel secara in vitro.

Diketahui pula bahwa thymoquinone merupakan antioksidan yang mencegah terjadinya membrane lipid peroxidation di berbagai jaringan. Mekanismenya berkaitan dengan penghambatan generasi eicosanoid, bernama thromboxane B2 dan leucotrienes B4 (dengan menghambat enzim cyclooxygenase dan 5-lipooxygenase, berturut-turut), dan membrane lipid peroxidation.

Menurut riset, thymoquinone mencegah cedera oksidatif di berbagai studi in vivo dan in vitro pada hewan coba. Sedangkan pada kelinci yang menderita diabetes, jinten hitam dapat menurunkan konsentrasi glukosa dan detak jantung. Nigellone berfungsi melebarkan saluran pernapasan dan mencegah kejang otot.

Jinten hitam secara signifikan mampu mencegah hepatotoxicity (keracunan hati) dan mungkin memiliki efek protektif terhadap keracunan ginjal akibat zat kimia atau penyakit, demikian dikutip Antara.

Kandungan asam lemak tak jenuh pada jinten hitam mampu mengaktivasi enzim yang terlibat saat proses sintesis hormon testosteron, yakni enzim 17-beta hydroxysteroid dehydrogenase. Enzim ini juga berperan penting dalam proses pembentukan sperma (spermatogenesis).

Cara mengonsumsi jintan hitam

Secara umum, sebaiknya jinten hitam dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, minimal 30 menit sebelum makan atau 2 jam seusai makan bagi penderita maag. Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, cukup 1 gram jinten hitam, setiap hari selama sebulan.

Untuk meredakan batuk berkepanjangan yang disertai rasa gatal di tenggorokan, bisa diobati dengan minyak jinten hitam sebanyak satu sendok teh (sekitar 5 ml), diberi campuran satu gelas kopi, diberikan pagi dan malam (2 x sehari), selama dua hari.

Untuk gatal-gatal akibat alergi dingin dapat diberi 2 kapsul (berisi minyak jinten hitam), pagi-malam, selama 3-5 hari. Untuk menjaga stamina tubuh, cukup dua sendok dikonsumsi rutin setiap hari.

Setelah mengkonsumsi jinten hitam, pada beberapa orang akan muncul beberapa reaksi tubuh, seolah penyakit kembali kambuh, sebagai tanda pembuangan racun tubuh. Ini hanya berlangsung 2-3 hari. Solusinya cukup memperbanyak minum air putih dan turunkan dosis.

Melihat potensinya, jinten hitam berpeluang dikembangkan menjadi obat pencegah kanker, antivirus, penakluk HIV-AIDS, sekaligus pelbagai penyakit lainnya. (dr Dito Anurogo MSc, dosen FKIK Unismuh Makassar)

Tags : kesehatan
Rekomendasi