Orang tua remaja berusia 17 tahun itu mengira anaknya hanya flu biasa. Mereka lalu membawa Ariana ke dokter yang melakukan beberapa tes, termasuk tes mononukleosis, namun dinyatakan negatif. Tapi setelah ke dokter, Ariana malah muntah-muntah hingga dibawa ke rumah sakit. Ia mengalami strok sampai tidak bisa merasakan kakinya. Ia dinyatakan terinfeksi virus Epstein-Barr (EBV) penyebab mononukleosis.
Namun terlambat, strok yang dipicu oleh mononukleosis telah menggerogoti otak Ariana dan dia meninggal tiga hari kemudian.
Mark Delfs, ayah Ariana mengatakan anaknya pertama kali merasakan sakit kepala dan dikira hanya sakit kepala biasa. "Yang terus-menerus terjadi adalah sakit kepala, dia sepertinya selalu sakit kepala," katanya seperti dikutip dari Dailymail, Senin (16/12/2019).
Ariana Rae Delfs (Dailymail)
Di rumah sakit, Ariana mencoba berdiri untuk pergi ke kamar mandi, tetapi mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia tidak merasakan apa-apa di kakinya.
"Dia merasa seperti kakinya baru saja menyerah," kata ayahnya.
Dokter percaya dia menderita strok dan membawanya ke rumah sakit di Jacksonville. Dia diterbangkan ke rumah sakit di Jacksonville, tempat dokter mendiagnosisnya dengan virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononukleosis. "Kata-katanya kadang-kadang sangat tidak jelas," kata Delfs.
Di rumah sakit Jacksonville dokter memvonis Ariana terinfeksi virus EBV. Virus ini ditularkan melalui air liur. Penyebaran virus ini terjadi melalui kontak langsung dengan air liur atau cairan tubuh lainnya, seperti darah atau sperma, dari orang yang terinfeksi. Beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan risiko penyebaran mononukleosis diantaranya berciuman, berbagi sikat gigi, berbagi peralatan makan atau minum tanpa dicuci terlebih dahulu, batuk atau bersin, hubungan seksual dan transplantasi organ.
Gejala biasanya muncul empat hingga enam minggu setelah paparan dengan indikasi sakit tenggorokan, demam, kelelahan, amandel bengkak, dan sakit kepala. Dokter memberi tahu keluarga Delfs bahwa Ariana menderita kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan karena stroknya.
"Otaknya membengkak ke titik di mana ia tidak bisa berfungsi dan kerusakan otak sudah terjadi,"ucap Delf.