Dr Jossep Frederick William dari Medicuss Group di Bandung menjelaskan, selain mencengkram tanah dengan akarnya, Vetiver ini bisa mengikat racun yang ada di lingkungan terutama di daerah pertanian dan sekitar DAS atau pertambangan emas rakyat.
"Jika ditanam dikawasan yang mengandung limbah, setelah 3-6 bulan, vetiver ini berubah menjadi golongan B3. Oleh karenanya jangan diambil atau dipanen serta dimanfaatkan buat diambil extract nya oleh masyarakat, juga jangan dibakar," ujar Dr Jossep.
Irma Hutabarat, mantan penyiar televisi yang kini aktif di komunitas vetiver juga menjelaskan, bahwa agar tidak salah pengertian, yang ditanam sebagai penahan longsor bukanlah jenis akar wangi, tapi, Vetiver System untuk mitigasi bencana longsor .
"Di Garut dan beberapa tempat, yang ditanam adalah akar wangi, yang diambil akarnya untuk bahan baku perfume Vetiveria Zizaionides. Yang kami tanam adalah bibit yang berbeda, pencegah longsor, Chrysophogon Zizaionides, dengan daun yang keras dan tegak lurus," kata Irma.
Menurut Irma, harus dibedakan, Chrysophogon Zizaionides memiliki fungsi konservasi untuk mencegah longsor, banjir dan menjernihkan air.
"Tak bisa membandingkan vetiver dengan rumput gajah atau rumput lainnya kenapa? Karena perbedaan pada akarnya. Satu satunya tanaman yang akarnya serabut, namun berkekuatan 1/6 kawat baja adalah Vetiver System," tambahnya.
Secara Internasional vetiver sudah diakui oleh PBB dan World Bank untuk mitigasi bencana.
"Artinya sudah melalui puluhan riset dan diuji di seluruh dunia. Ada organisasinya , di bawah World Bank, yaitu TVNI (The Vetiver Network International) dimana implementasi dari seluruh dunia dilaporkan dan dibahas disana," ungkap Irma.
Vetiver atau akar wangi adalah sejenis rumput dengan nama latin Chrysophogon Zizaionide. Jarang orang tahu bahwa tanaman vetiver memiliki banyak manfaat yang baik terhadap lingkungan hidup.
Manfaat dari tanaman Vetiver antara lain bagian daunnya dapat bermanfaat menyerap karbon, pakan ternak, mengusir hama, bahan atap rumah, dan bahan dasar kertas. Pada bagian akarnya bermanfaat mencegah longsor dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, menyerap racun, dan menyuburkan tanah.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta agar jajarannya turut melakukan penanaman tanaman yang diketahui memiliki kemampuan untuk mencegah tanah longsor dan erosi seperti tanaman Vetiver yang dapat menahan gempuran aliran hujan deras dan menjaga kestabilan tanah sebagai langkah upaya mitigasi bencana.
"Saya kira tanaman vetiver, akar wangi, akan saya cari sebanyak-banyaknya bibit dan benih sehingga bisa kita lakukan penanaman terutama di Lebak dan Kabupaten Bogor," kata Presiden saat menerima sejumlah kepala daerah di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1).