Chaseiro yang Bereinkarnasi Menjadi ChAS

| 15 Jan 2020 20:10
Chaseiro yang Bereinkarnasi Menjadi ChAS
ChAS (Instagram)
Jakarta, era.id - Band tahun 70'an Chaseiro kini 'bereinkarnasi menjadi ChAS (Chaseiro All Star) yang menghadirkan sebuah warna yang baru bagi musik Indonesia. Lagu-lagu Chaseiro memiliki artian yang cukup mendalam, menggambarkan persatuan, pertemanan, persaudaraan, kesatriaan, dan mendorong semangat bagi anak milenial. Awal tahun 2020 ini, ChAS meluncurkan sebuah single terbaru yang berjudul "Matahari Di Hati". Lagu ini memberikan semangat kepada seseorang agar mencari teman yang bisa memberikan kebahagiaan. 

Musik yang diproduseri oleh Chaseiro ini, telah diluncurkan secara resmi di seluruh digital musik platform dan akun YouTube channel Musica Studios pada 1 Januari 2020, . Band ini beranggotakan enam pria tampan dan berbakat, diantaranya adalah Kafin Sulthan, Adikara Fardy, Albert Fakdawer, Rafi Sudirman, Rega Dauna, dan Vadie Akbar.

Yang pertama adalah Kafin Sulthan atau yang sering disebut dengan Kafin, dikenal jago bermain piano dan memiliki segudang prestasi, diantaranya adalah pemenang Yamaha Electone Festival (2010-2012), AMI Award (2016), Duta Earth Hour (2016-2019). Enggak cuma itu, pria yang berusia 15 tahun ini, tampil bersama musisi ternama baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Kedua adalah Adikara Fardy yang merupakan seorang penyanyi sekaligus penulis lagu yang telah merintis karirnya sejak tahun 2016. Adikara pernah mengisi dialbum soundtrack Eiffel Im In Love 2 yang berjudul "Ujung Rindu" dan "Pujaanku" dengan Melly Goeslaw. Pria kelahiran asal Jakarta ini, sempat memasuki nominasi Jazz Vokal Terbaik dalam AMI Award 2018 dan menjadi salah satu bintang tamu paling muda sepanjang sejarah Java Jazz.

Ketiga adalah Albert Fakdawer. Selain menjadi penyanyi, albert merupakan seorang aktor. Pada tahun 2015, Albert memainkan film yang berjudul "Doea Tanda Cinta" dan "Denias, Senandung Di Atas Awan" ditahun 2006. Peluncuran albumnya sendiri ada Dedication (2016) dan hari-hari hidup (2010) serta single lagu yang berjudul sendiri (2017) dan menunggumu (2015).

Keempat adalah Rafi Sudirman. Pria tampan ini, pernah mengeluarkan albumnya yang berjudul "Bedroom Mix Vol." yang berisi 5 single lagu. Salah satu single lagu tersebut merupakan murni hasil karyanya sendiri. Hingga kini lagunya mencapai 100.000 ribu pendengar di Spotify. Walaupun usianya masih belia yaitu 16 tahun, ia mampu memproduksi lagu tersebut dengan mandiri dan matang.

Kelima adalah Rega Dauna. Ciri khas yang dimiliki oleh Rega Dauna adalah rambutnya yang gondrong. Kepiawaiannya dalam bermain harmonika ini bisa membawanya tampil bersama musisi internasional. Rega berhasil meraih banyak prestasi diantaranya Jazz Goes Tocampus UI Award as Young Talent, Java Jazz Young Talent,Indonesia Mencari Bakat 2014 juara 2, Suzuki Global MusicHarmonica Artist The First from Indonesia, dan masih banyak lainnya. Pria yang berusia 22 tahun ini, pernah meluncurkan single pertamanya yang berjudul 'Nature' (2019), Incognito featuring Dira, Tompi, Petra, dan Rega ‘JakartaDreans’ (2019), dan Incognito Album ‘Tomorrow’s New Drea.

Terakhir ada Vadie Akbar Kalamata atau yang sering disebut dengan vadie. Vadie merupakan adik kandung dari Vidi Aldiano. Mengikuti jejak sang kakak, Vadie ini sangat menyukai ketertarikannya dibidang musik. Kekasih Sheryl Sheinafia ini mempunyai album yang berjudul "Berujung Terang" (2015), dan single lagu yang berjudul Jangan Salah (2014), Major 7 (2015) "Tanya Jadi Rasa" (2017), Kenangan (2016), dan Tanya Jadi Rasa (2017).

Chaseiro adalah kelompok musik era akhir 1970-an sampai awal 1980-an. Nama Chaseiro adalah singkatan dari nama depan anggota-anggotanya antara lain, Candra Darusman (vokal, keyboard), Helmi Indrakesuma (vokal), Aswin Sastrowardoyo (vokal, gitar), Edwin Hudioro (flute), Irwan B. Indrakesuma (vokal), Rizali Indrakesuma (vokal, bass), Omen Norman Sonisontani (vokal).[1] Chaseiro mulai dikenal dari kompetisi vokal grup Radio Amigos tahun 1978.

Para anggota Chaseiro merupakan gabungan mahasiswa dari Universitas Indonesia dari fakultas Kedokteran, Ekonomi, dan Ilmu-ilmu Sosial. Setelah berkiprah dan menghasilkan 4 album, pada tahun 1985 Chaseiro praktis jarang tampil di kancah permusikan Indonesia. Hal ini mengingat mereka umumnya telah lulus dari perguruan tionggi dan meneruskan karier di bidang yang berbeda. Baru pada tahun 2001, tercetus ide untuk kembali bermusik bersama dan menerbitkan album CD/kaset berjudul "Persembahan".

 

Tags : album musik
Rekomendasi