Surga Alam Tersembunyi di Nagari Pasia Laweh Agam

| 16 Jan 2020 18:01
 Surga Alam Tersembunyi di Nagari Pasia Laweh Agam
Sarasah Tiga Tingkat Sungai Guntung objek wisata unggulan di Nagari Pasia Laweh yang sedang dibenahi. (Foto: Antara)
Palupuh, era.id - Barangkali tak banyak yang tahu, jika ada surga alam tersembunyi di Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. Wilayah yang dilintasi Jalan Lintas Bukittinggi-Medan itu punya wajah yang indah dan berpotensi menjadi daerah wisata yang layak dikunjungi.

Keelokannya dijamin bakal bikin tangan 'gatal' untuk terus mengabadikan pengalaman lewat kamera atau ponsel. Ketika sampai di Pasar Palupuh, objek tersembunyi beberapa ratus meter di belakang pasar berupa pemandian air hangat siap menyegarkan tubuh pengunjung.

Pemandian Aia Angek Lubuak Paranggai merupakan objek pertama yang bisa dikunjungi setelah memasuki wilayah Pasia Laweh. Jalan masuknya hanya berupa lorong sempit di antara toko yang berdiri di pinggir jalan. Pengunjung harus berjalan kaki beberapa ratus meter untuk bisa sampai ke pemandian ini.

Objek ini masih sangat sederhana. Warga setempat membuat kolam kecil berukuran sekitar 4x6 meter di tempat keluarnya air hangat, di sisi aliran sungai. Belum ada fasilitas pendukung lainnya. Biasanya anak-anak yang menghabiskan waktu bermain di kolam tersebut.

Meski kecil dan sederhana, bagi orang dewasa kolam itu cukup untuk sekadar merendam kaki sambil menikmati hawa sejuk dari rindangnya pepohonan.

Dari pemandian, perjalanan bisa dilanjutkan ke Simpang Palimbatan di kilometer 27 Jalan Lintas Bukittinggi-Medan. Di titik ini, berbelok ke kanan kemudian menempuh perjalanan sekitar empat sampai lima kilometer menuju objek kedua yaitu Ikan Banyak di Lubuk Parulangan, Jorong Pasia Laweh.

Ikan Banyak merupakan objek wisata yang baru dikembangkan pada 2019. Sejak dulu ada tradisi turun-temurun yang membuat ikan garing (gariang) yang hidup di sana terlarang untuk ditangkap apalagi dikonsumsi.

Warga jorong secara turun-temurun memiliki seorang juru kunci yang "mengunci" ikan-ikan sehingga tidak boleh dikonsumsi. Warga percaya jika nekat mengonsumsi maka akan ada kemalangan menimpa seperti menderita suatu sakit.

Tradisi di sana jika terjadi suatu musibah, hajatan atau sebuah perayaan maka juru kunci dan warga bersepakat membuka "kunci" kemudian barulah warga dibolehkan menangkap ikan, mengolahnya dan menyantap bersama-sama.

Namun sayangnya, sembilan tahun lalu, juru kunci terakhir meninggal dunia sebelum sempat mewariskan "kemampuan" pada penerusnya sehingga sejak saat itu sampai sekarang ikan gariang tersebut tidak lagi bisa dikonsumsi oleh warga jika ada keperluan. Bagi warga, ikan itu selamanya menjadi ikan terlarang.

Berjarak lima kilometer dari Ikan Banyak, objek wisata selanjutnya yaitu Sarasah Tiga Tingkat Sungai Guntung. Perjalanan ke sana dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau empat namun jalurnya cukup menantang berupa tanjakan.

Meski medan yang sulit, sepanjang perjalanan disuguhkan pemandangan hijau menyegarkan mata. Ketika dari kejauhan sudah tampak air terjun tiga tingkat, akan menambah semangat untuk segera sampai di objek wisata itu.

Setelah sampai, segarnya udara dan air Sarasah Tiga Tingkat Sungai Guntung membuat betah berlama-lama di sana.

Tags : tempat wisata
Rekomendasi