Djoerig Salawe, Ketika Setan Sudah Tak Ada Harga Dirinya

| 13 Feb 2020 17:33
<i>Djoerig Salawe</i>, Ketika Setan Sudah Tak Ada Harga Dirinya
Djoerig Salawe. (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Rumah produksi MBK Pictures kembali merilis karya terbaru bergenre komedi-horor, Djoerig Salawe. Film ini dijadwalkan tayang pada 26 Maret 2020 di seluruh bioskop tanah air. 

Berkisah tentang Adang dan Asep yang sedang bersaing memperebutkan posisi lurah. Dalam persaingan ini, Adang berhasil keluar sebagai pemenang. Sayangnya, Adang bangkrut dan diceraikan oleh istrinya. 

Adang pun mulai bermain dukun dan judi togel untuk mendapatkan uang yang melimpah. Persaingan Adang dan Asep tidak berhenti sampai di situ saja. Keduanya juga bersaing memperebutkan hati gadis cantik bernama Mince. 

 

Suatu hari desa tersebut dihebohkan dengan teror pocong, babi ngepet, dan juga tuyul. Kejadian ini pun menghantui masyarakat desa. 

"Film ini sangat unik dari 2015-2019 banyak film horor mencekam. Di film ini unik karena pocong saja sudah enggak ada harga dirinya. Makhuk astral yang bisa dibully cuma di film ini, tapi tetap horor," ungkap Sahrul Gibran selaku sutradara film Djoerig Salawe. 

Dari segi penulis, Sahrul mempercayakannya di tangan Fajar Umbara. Dia mengatakan dalam proses pembuatan naskah ini banyak dibantu oleh pihak-pihak lain, terutama para komika lantaran lebih menonjolkan sisi komedinya. 

Djoerig Salawe ini berlatar belakang tahun 1970-1980an. Di mana tren judi togel, jurig, hingga pesugihan sedang ngetren di kalangan penduduk Indonesia terutama di pulau Jawa. 

"Penulisan dan riset langsung ke pelaku yang mengalami, Om Robi. Lalu, ada brainstorming bareng juga sama Om Robi. Gue bareng Isman buat ngelola naskah, dia orang pasundan jadi lumayan kebantu juga," jelas Fajar Umbara selaku penulis skenario. 

Adegan dalam film Djoerig Salawe. (Foto: Istimewa)

Salah satu daya tarik dari film ini ialah penggunaan bahasa yang akan diaplikasikan ke dalam film, yaitu bahasa Sunda. Hal ini juga sedikit banyak menjadi beban bagi Ben Kasyafani salah satu pemeran di film Djoerig Salawe. 

"Dari semua bahasa gue ngefans banget sama bahasa Sunda, karena menurut gue bahasa Sunda itu menantang banget. Bahasa itu bisa dihafalin, bisa dipelajari, tapi kalau lengkoknya Sunda enggak bisa dipalsuin. Cukup berisiko untuk dialeg Sunda," kata Ben Kasyafani saat dijumpai di Senayan, Rabu (12/2). 

Selain Ben Kasyafani, film ini akan dimeriahkan oleh para pemain lainnya seperti Aming, Fico Fahreza, Nadine Alexandra, Babe Cabita, Joe P Project, Dimas Andrean, Inggrid Widjanarko, Gabriella Desta, dan masih banyak lagi.

 

Rekomendasi