Federasi Podiatris Internasional (SNDV) di Prancis menemukan ciri tersebut dari seorang pasien anak berusia 13 tahun. Mulanya lesi yang ada di kaki pasien diduga terkena laba-laba saja. Tapi setelah beberapa hari pasien menunjukkan gejala COVID-19.
"Lesi ungu (sangat mirip dengan cacar air, campak, atau chillblains) yang biasanya muncul di kaki dan biasanya sembuh tanpa meninggalkan bekas," kata ahli kesehatan di Prancis, dikutip dari Express, Sabtu (18/4/2020).
Beberapa pasien, lanjut SNDV, melaporkan lesi kemerahan yang terasa gatal. Sementara beberapa pasien lainnya melaporkan adanya sensasi terbakar pada kulit.
Menurut Spanish General Council of Occicial Podiatrist Colleges, para ahli dermatologi menemukan kasus serupa di tubuh pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 di Italia dan Prancis.
Akan tetapi penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memperkuat daftar gejala sejak dini terhadap para pasien COVID-19. Selain itu, penelitian juga diperlukan untuk mendapatkan bukti secara ilmiah yang memerlukan banyak waktu.
Lesi kemerahan itu muncul dengan persisten atau terus menerus. Lesi muncul tanpa disertai gejala pernapasan yang umum dialami pasien positif COVID-19 lainnya. Lesi merupakan jaringan yang telah rusak atau abnormal pada tubuh. Lesi umumnya muncul karena cedera atau sakit.
Saat ini jumlah kasus COVID-19 di dunia sudah mencapai 2.160.170 jiwa, dengan total kematian mencapai 145.593. Sementara di Indonesia, jumlah kasus COVID-19 setiap harinya bertambah. Angka terbaru dari kasus lonjakan korona di Indonesia mencapai 6.248 orang.