Adopsi Digital Jadi Kunci Sukses Klinik Kopi Hadapi Era New Normal

| 10 Jun 2020 20:20
Adopsi Digital Jadi Kunci Sukses Klinik Kopi Hadapi Era New Normal
Ilustrasi kopi (Unsplash/@asthetik)
Jakarta, era.id - Bisnis kopi lokal turut terkena dampak penyebaran COVID-19. Namun, ada banyak cara untuk bisa bertahan.

Kondisi itu berhasil dimanfaatkan oleh pemilik kedai kopo, Klinik Kopi Yogyakarta. Yakni dengan memaksimalkan bisnis daring melalui e-commerce.

Pemilik Klinik Kopi Firmansyah atau yang disapa Pepeng menceritakan berbagai upaya supaya bisnis yang dibangun sejak 2013 tetap berjalan di era new normal.

Pepeng mengaku pelanggannya kebanyakan dari luar Yogyakarta. Sebab, bagi mereka Klinik Kopi selalu menyuguhkan kopi yang diolah secara manual sehingga tetap mempertahankan kopi rasa asli Indonesia.

Seperti yang diketahui, sekarang sangat jarang sekali kita menemukan kedai kopi yang menyuguhkan kopi secara manual. Hal ini tentu menjadi daya tarik bagi para pecinta kopi.

Klinik Kopi berlokasi di Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dan memiliki keunikan karena ia kerap bercerita mengenai asal-usul kopi yang sedang disajikan di gerai kopinya.

Mengingat mengedepankan untuk berbincang dengan pengunjung, ia turut mengandalkan penjualan online sekitar 90 persen didapatkan dari e-commerce.

“Sejak pandemi, gerai offline menjadi sangat sepi pengunjung bahkan harus tutup,” ungkap Pepeng. 

Melihat keadaan itu, Pepeng memaksimalkan kanal online supaya mempertahankan kelangsungan bisnis. 

“Lebih dari 90 persen penjualan kini berasal dari e-commerce. Melalui pemanfaatan platform daring, produk Klinik Kopi juga dapat dinikmati masyarakat luas, bahkan dari Palu, Kalimantan hingga Papua,” ungkapnya.

Pemilik Klinik Kopi, Pepeng (Dok.Tokopedia)

Meski memasarkan produk secara online, kisah Pepeng tidak berhenti disitu saja. Ia selalu memberikan informasi di setiap kemasan kopi supaya masyarakat tetap mengetahui cerita di balik biji kopi yang dikonsumsi. Mulai dari asal daerah hingga petani kopi yang berkontribusi.

Pemilik kedai kopi yang sempat jadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) ini menegaskan jika ulasan sangat penting dan ia juga menjual produk lainnya supaya pelanggannya bisa mengetahui produk terbaru dari Klinik Kopi.

"Orang bisa melihat review dan ini sangat berpengaruh sekali, karena online itu jangkauan sangat luas. Biasanya kalau dikedai orang beli kopinya, di online mereka membeli biji kopi," ujar Pepeng.

"Klinik Kopi juga menjual alat seduh kopi bahkan naik sampai 20 persen dan pencairan uang lebih mudah," imbuhnya.

Rekomendasi