Jakarta, era.id - Masih dalam suasana pasca-Ujian Nasional, pastinya kamu yang baru lulus mulai mikir-mikir mau ngelanjutin sekolah atau kuliah ke mana kan?
Kamu yang baru lulus SMP bakal milih mau lanjut ke SMA atau SMK, ngambil jurusan IPA, IPS, atau bahasa, mesin atau elektro. Kamu yang baru lulus SMA pasti lagi mikir, mau daftar di universitas dalam negeri atau luar negeri, terus jurusannya apa? Jangan sampai salah pilih guys!
Dikutip dari berbagai sumber, yang bakal dipertimbangin calon mahasiswa saat memilih universitas adalah suasana kampus yang asyik dan banyaknya teman.
Pertimbangan yang katanya remeh temeh itu juga ikut menentukan semangat kuliah kamu lho. Bayangin, perjuangan kamu dapetin gelar sarjana selama 3,5 tahun atau lebih pasti bakal lebih menyenangkan jika bersama teman-teman yang mengasyikkan.
Tapi jangan lupa, kamu juga harus menimbang rencana meniti karier setelah lulus kuliah. Kamu bisa ngambil jurusan manajemen kalau ingin kerja kantoran dan masuk dalam tim manajemen perusahaan, dan bisa milih teknik perminyakan jika ingin kerja di bidang perminyakan.
Kadang, pemilihan jurusan kuliah jadi tambah sulit karena harus mengikuti saran orang tua, pertimbangan ketersediaan lapangan kerja, dan keinginan sendiri.
Baca Juga : Sinergi Pendidikan dan Seni
Misalnya, kamu suka sastra dan punya mimpi ingin jadi penulis. Tapi keinginan kuliah di jurusan yang mendukung mimpi itu harus tertunda karena orang tua kamu ingin anaknya jadi arsitek, sarjana teknik industri, ekonom, atau ahli IT, dengan alasan lebih mudah terserap lapangan kerja. Jadi galau deh.
Banyak lho di luar sana yang akhirnya bekerja tidak sesuai dengan bidang yang diambil saat sekolah atau kuliah. Misalnya, sarjana teknik yang jadi pegawai bank.
Contoh lain banyaknya sarjana yang rela bekerja berbeda dengan jurusan kuliahnya dapat dilihat saat job fair, booth yang tidak memberikan syarat khusus dari jurusan tertentu pasti lebih ramai dikunjungi.
Penyebab lain seseorang bekerja pada bidang yang berbeda dengan jurusan kuliahnya adalah karena terpengaruh kesibukan berorganisasi ketika masih di kampus. Misalnya kamu mahasiswa fakultas ekonomi yang suka berkegiatan di alam bebas, bisa saja kamu masuk UKM pecinta alam dan bermimpi bekerja sesuai sesuai hobimu itu.
Atau alasan paling ekstrem bekerja pada bidang yang berbeda dengan jurusan saat kuliah adalah ingin coba-coba. Saat datang ke job fair dan melihat lowongan pekerjaan tanpa syarat jurusan khusus, bisa jadi muncul keinginan mencoba melamar pekerjaan itu dengan pertimbangan bisa cepat bekerja karena bosan menganggur. Maka jangan heran jika kamu bertemu seseorang menjadi call center padahal dia sarjana teknik.
Baca Juga : Baik dan Buruknya Student Loan
Tapi jangan khawatir, perbedaan bidang kuliah dengan dunia pekerjaan bukan suatu dosa, tiada guna berkecil hati. Tetap semangat berkarya dan berpikir positif, coba renungkan dan pahami apa kemauan atau passion kamu.
Seringkali, kerja berbeda bidang dengan jurusan yang diambil saat kuliah terjadi karena pilihan sendiri terhadap bidang yang disukai atau karena banyaknya lowongan pekerjaan di luar bidang kuliah kamu. Apapun alasannya, semua bisa dijalani dengan baik jika kamu cepat beradaptasi dan mau terus belajar.
Infografis dikema kerja (Rahmat/era.id)
Berdasarkan data Kemenristek dan Dikti, jurusan terfavorit pada 2017 adalah pendidikan dokter di Universitas Padjadjaran (Unpad) sebanyak 5.979 pendaftar, pendidikan kedokteran di Universitas Sebelas Maret (UNS) sebanyak 5.294 pendaftar, jurusan manajemen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 5.031 pendaftar, dan Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) 4.958 pendaftar, dan Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) 4.937 pendaftar.
Tapi soal bidang pekerjaan, belum tentu semuanya bakal memilih atau diterima kerja sesuai bidang kuliahnya. Apalagi di era teknologi canggih seperti sekarang, banyak pekerjaan lebih fleksibel secara waktu dengan honor yang tidak kalah menjanjikan. Misalnya desain grafis, web desainer, konsultan, dan lainnya yang bisa bekerja dari luar kantor karena berstatus freelance.
Contohnya, satu atau dua dekade lalu, jurusan broadcasting dan desain grafis belum sebanyak sekarang. Tapi kini, lowongan pekerjaan sebagai desain grafis lebih banyak dan menjanjikan. Maka jangan heran kalau ada mahasiswa fakultas hukum atau fakultas teknik mulai belajar desain grafis sebagai alternatif ilmu yang dikuasai.
Jadi kalau orang dulu sih bilang mending ambil jurusan manajemen biar bisa jadi manajer, anak jaman now pasti bakal jawab, "belum tentu bro..."