Sebelumnya, pertandingan pemanasan Piala Dunia ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (9/6/2018). Namun statusnya dipertanyakan menyusul protes yang dilakukan otoritas sepak bola Palestina yang mendesak Messi untuk tidak ambil bagian dalam laga tersebut.
"Kedutaan Israel dengan menyesal mengumumkan penangguhan pertandingan antara Israel dan Argentina," menurut sebuah pernyataan, mengacu pada ancaman dan provokasi terhadap Messi.
Menteri Luar Negeri Argentina Jorge Faurie mengatakan kepada wartawan di Washington di sela-sela pertemuan Organisasi Negara-negara Amerika, dia yakin para pemain Argentina enggan melakukan perjalanan ke Israel untuk pertandingan itu.
"Sejauh yang saya tahu, para pemain dari tim nasional tidak mau memainkan pertandingan tersebut," kata Faurie sebelum konfirmasi pembatalan pertandingan. Dilansir dari dailymail.
Sementara itu pelatih Argentina, Jorge Sampaoli, pekan lalu, mengemukakan kekhawatirannya jika harus melakukan perjalanan ke Israel dan mengaku lebih suka tetap berada di Barcelona, di mana Tim Tango menggelar kamp pelatihan pra-Piala Dunia.
"Dari sudut pandang olahraga, saya lebih suka bermain di Barcelona," kata Sampaoli.
"Tapi begitulah adanya, kami harus melakukan perjalanan pada hari sebelum pertandingan, melawan Israel di Israel dan kemudian dari sana pergi ke Rusia."
Pada Minggu (3/8) lalu, presiden federasi sepak bola Palestina Jibril Rajoub mendesak Messi untuk tidak bermain dalam pertandingan itu dan mendesak penggemar membakar kaus bertuliskan namanya jika dia tetap bermain.
Pada konferensi pers di kota Ramallah, Tepi Barat, Rajoub mengatakan kepada wartawan ia bahkan telah mengirimkan surat kepada pemerintah Argentina terkait hal tersebut.
"Pertandingan ini telah menjadi alat politik," kata Rajoub dalam bahasa Arab.
"Pemerintah Israel mencoba memberikan arti politik dengan memaksakan pertandingan ini diadakan di Yerusalem."
Baca Juga : Trigol Messi Jelang Piala Dunia Rusia
Palestina marah pada keputusan Presiden AS Donald Trump Desember lalu yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan negaranya ke sana. Hal ini tentunya melanggar kebijakan selama puluhan tahun.
Kedutaan AS dibuka pada 14 Mei dan menimbulkan kemarahan Palestina sekaligus mengintensifkan protes di perbatasan Gaza hingga menewaskan sedikitnya 61 warga Gaza pada hari itu.
Palestina mengklaim bagian timur Yerusalem, yang dicomot Israel, sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sementara Negara Yahudi menganggap seluruh kota itu sebagai ibu kota yang 'tak terpisahkan'.
"Messi adalah simbol perdamaian dan cinta," kata Rajoub. "Kami memintanya untuk tidak berpartisipasi dalam pencucian kejahatan penjajahan ini."
Messi, tambahnya, "memiliki puluhan juta penggemar di negara-negara Arab dan muslim ... kami meminta semua orang membakar baju mereka yang bertuliskan nama Messi dan juga poster bergambar dia (jika Messi tetap bermain)."