ERA.id - Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara menangkap satu orang beratribut polisi berinisial I yang menipu dengan modus menjual mobil mewah Alphard dan Fortuner dengan harga hanya Rp506 juta.
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Febri Isman Jaya kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin, mengatakan saat penangkapan, yang bersangkutan tidak mengaku sebagai polisi.
Tetapi kepada korban, yang bersangkutan mengaku sebagai petugas patroli pengawalan salah satu kementerian.
Korban yang berdomisili di Koja, Jakarta Utara, melapor ke Polres Metro Jakarta Utara pada 26 April 2022 karena termakan bujuk rayu korban, sehingga mengirim uang sesuai diminta tersangka tetapi barang yang dijanjikan tidak kunjung datang. Korban sudah menagih-nagih terus barangnya kepada pelaku supaya dikirim, namun yang bersangkutan selalu menghindar.
Anggota Satreskrim Polrestro Jakut kemudian meringkus I di kawasan Cibubur pada 1 Agustus kemarin. Febri mengatakan anggota Satreskrim Polrestro Jakut menemukan barang bukti di tempat tinggal kontrakan yang bersangkutan, di antaranya seragam polisi warna coklat dengan jahitan nama Ibrahim, atribut-atribut polisi lalu lintas, satu unit helm berwarna putih, sepucuk pistol jenis air softgun, jaket berwarna hijau, dan sepatu bot untuk pakaian dinas harian (pdh) petugas Polantas.
Saat didalami wartawan terkait kepemilikan pistol air softgun apakah yang bersangkutan dijerat dengan Undang-Undang Darurat No 12 Tahun 1951, Febri menjawab akan mengarahkan pemeriksaan berdasarkan laporan polisi dari korban dahulu.
"Jadi ini kan masalah (Pasal) 378 jo 372 (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana/ KUHP terkait penipuan dan penggelapan). Kami akan mengarah ke situ dulu berdasarkan laporan korban kepada polisi," kata Febri.
Sementara pelaku, I, mengaku menipu karena terinspirasi dari profesi petugas patroli dan pengawalan (patwal) kementerian di gedung DPR RI. "Dulu waktu jadi sopir di DPR, saya pernah kenal (tahu) polisi patwal," kata I kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin.
Tak cukup sekadar tahu, I pun mencoba meniru penampilan polisi tersebut. Dia membeli barang-barang yang dibutuhkan agar memiliki penampilan mirip petugas patroli pengawalan kementerian, mulai dari helm, seragam polisi lalu lintas, jaket hijau, sepatu pakaian dinas harian (pdh) hingga pistol untuk hiasan di saku yang mirip seperti aslinya.
I menghabiskan modal jutaan rupiah untuk meniru penampilan polisi. Jaket hijau patwal dibeli seharga Rp800 ribu. Helm polisi, seragam hingga sepatu pdh pun harganya mencapai jutaan rupiah. Apalagi pistol, dimana senjata jenis 'air softgun' itu juga dipesan secara khusus, namun harganya tidak diungkap. Menurut I, dia tidak pernah bercita-cita menjadi polisi sebelumnya. "Baru kepikiran," kata dia.
Walau begitu, I sangat totalitas dan royal dalam memenuhi ekspektasi terkait barang-barang yang dibutuhkan untuk meniru penampilan polisi patwal. Untuk memenuhi ekspektasi itu, I mengaku mengeluarkan uang pribadi mencapai Rp1,5 juta, di luar harga membeli senjata tiruan (air softgun).