Murid di Tangsel Dikasih MBG Berbahan Mentah, Disdikbud Kebingungan

| 18 Jun 2025 14:59
Murid di Tangsel Dikasih MBG Berbahan Mentah, Disdikbud Kebingungan
Ilustrasi anak makan. (Antara)

ERA.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mengakui tak ada koordinasi antara satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dengan pemerintah setempat terkait pendistribusian program Makan Bergizi Gratis (MBG) berbahan mentah.

"Sepertinya hanya ke sekolah (diberi tahu), kami pun tahu dari pemberitaan. Dan saya tanya ke SPPG lain, cuma ada bahan kering seperti biskuit. Dan itu sama seperti momen bulan puasa, ada biskuit atau energen," kata Kadisdikbud Kota Tangsel Deden Deni, Rabu (18/6/2025).

Ia menyebut, selama ini pihaknya juga sudah menerima adanya sejumlah persoalan yang timbul dari masyarakat terkait pembagian MBG berbahan mentah tersebut.

Sehingga Pemerintah Kota Tangerang Selatan langsung meminta klarifikasi terhadap SPPG Yasmit Ciputat Timur sebagai pihak pendistribusian MBG dalam bentuk bahan mentah.

"Kami sudah konfirmasi ke SPPG kenapa diberikan bahan mentah, dan beberapa alasan. Saya sudah cek sekolah juga memang betul ada kiriman bahan mentah alasannya pembelajaran tidak efektif menjelang libur," terangnya.

Sebelumnya, dikatakan dia, skema pendistribusian MBG berbahan mentah ini sudah ditetapkan di Kota Tangerang Selatan. Hanya saja, itu dilakukan pada saat momen Bulan Suci Ramadhan dengan kategori makanan kering seperti biskuit dan energen sesuai pengetahuan pihaknya.

Ia berharap, ke depan soal pemberian MBG yang dilakukan masing-masing SPPG ke siswa penerima manfaat bisa kembali diberikan dalam bentuk makanan siap hidang.

"Kami sudah sampaikan dan koordinasi dengan SPPG yang lain. Minggu depan kan sudah mulai libur ya, kalau paket kemarin kan buat Senin, Selasa, Rabu, mudah-mudahan besok sudah normal tidak diberi bahan mentah lain," kata dia.

Sementara itu, Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A. Basiro di Tangerang, Rabu menyampaikan bahwa pendistribusian MBG dengan berbahan mentah itu benar dilakukan oleh pihaknya kepada ribuan siswa di 18 sekolah mulai tingkat PAUD/TK hingga SMA sederajat.

"Ya, kita didistribusikan terhadap 4.075 siswa dalam bentuk mentah itu agar dapat dibawa pulang atau disimpan siswa lebih lama," terangnya.

Ia mengatakan, makanan bergizi tersebut dibagikan dengan berbentuk mentahan ditujukan sebagai penyesuaian kondisi sekolah yang saat ini sedang libur atau menjelang class meeting/ujian.

Sehingga, lanjutnya, penerima MBG khususnya siswa/siswi sekolah masih dapat menerima manfaat dari program itu dengan dibawa ke rumah. “Beras diberikan dalam bentuk mentah agar dapat dibawa pulang dan disimpan lebih lama," ujarnya.

Pihaknya juga memastikan bahan pangan mentah yang didistribusikan terhadap siswa penerima manfaat MBG bukanlah bentuk makanan kemasan. Hal tersebut sebagai upaya menghindari penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta meminimalisir konsumsi ultra-processed food.

Selain itu, bahan makanan mentah yang diberikan nantinya agar bisa dimasak orang tua siswa di rumah sesuai kebutuhan masing-masing siswa/siswi itu sendiri.

"Seperti yang telah ramai dibahas di media sosial, penggunaan makanan kemasan menimbulkan banyak kekhawatiran dari masyarakat. Oleh karena itu, dapur kami berkomitmen memberikan makanan real food yang lebih sehat dan alami," ungkapnya.

"Sedangkan lauk pauk sudah disiapkan dalam kondisi matang. Kami juga menghindari penggunaan makanan beku karena khawatir siswa lupa menyampaikannya kepada orang tua, yang bisa menyebabkan makanan basi dan tidak dapat dikonsumsi," tambah dia.

Rekomendasi