ERA.id - KAI Commuter membantah isu pemecatan seorang karyawan akibat menghilangkan tumbler atau tempat minum penumpang yang tertinggal di gerbong. KAI menekankan masih melakukan pendalaman internal terkait kejadian itu.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda membantah kabar pemecatan petugas KRL buntut aduan seorang perempuan bernama Anita, yang mengaku kehilangan tumbler. KAI Commuter masih melakukan penelusuran lebih dulu untuk memastikan kejadian sebenarnya.
"KAI Commuter sendiri tidak melakukan pemecatan sebagaimana isu beredar, karena memiliki aturan dan prosedur terkait kepegawaian yang tetap mengacu pada regulasi ketenagakerjaan," ujar Karina saat dikonfirmasi, Kamis (27/11/2025).
Karina menyebut seluruh petugas di lapangan selalu diarahkan untuk menjalankan SOP dengan baik agar pelayanan kepada pengguna tetap terjaga.
"Pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat lebih jelas kondisi yang terjadi," ucapnya.
KAI Commuter akan melakukan evaluasi menyeluruh sehingga agar situasi serupa dapat dicegah ke depannya. Dia kemudian mengingatkan jika barang pribadi yang tertinggal di dalam commuter line merupakan tanggung jawab pengguna. Setiap stasiun memiliki layanan lost and found, sehingga barang yang ditemukan akan didata dan disimpan oleh petugas.
Jika tidak diambil dalam kurun waktu tertentu di stasiun tujuan akhir, barang tersebut akan dipindahkan ke gudang pusat untuk penyimpanan lebih lanjut.
"Pengambilan barang tertinggal dilakukan mengikuti prosedur yang berlaku. Namun pada prinsipnya, kami tetap mengajak seluruh pengguna commuter line untuk memastikan barang bawaannya aman dan tidak tertinggal," tutur Karina.
Sebelumnya viral di media sosial tentang seorang petugas KAI Commuter dipecat imbas cuitan akun @anitadwdl. Melalui akun Threads-nya, dia menuliskan kronologi kehilangan tumbler tersebut dan menuding petugas tidak bertanggung jawab.
Dalam penjelasannya, Anita mengaku tasnya tertinggal di kereta Commuter Line rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Setelah melapor pada petugas keamanan di Stasiun Rawa Buntu, tasnya berhasil ditemukan di gerbong khusus wanita.
Petugas mengirimkan foto terkait kondisi tas tersebut berikut isinya, termasuk tumbler yang dimaksud. Lantaran mengikuti prosedur, tas itu harus diambil di Stasiun Rangkasbitung.
Ketika Anita mengambil tas keesokan hari bersama suaminya, tumbler tersebut sudah tidak ada. Dia kemudian menuliskan kekecewaannya atas kelalaian petugas KRL sampai akhirnya berujung viral.
Di sisi lain, petugas KRL bernama Argi memberikan klarifikasi melalui Threads jika dia menerima tas tersebut dari petugas lain dan meletakkannya di ruang jaga. Dia tak mengecek isi tas tersebut karena kondisi stasiun saat itu sedang ramai.
Argi juga sudah berinisiatif menawarkan penggantian tumbler seharga Rp300 ribu tersebut, namun Anita dan suaminya menolak dan tetap membawa kasus ini ke media sosial.
Dalam pesan yang dikirimkan ke suami Anita, Argi mengungkapkan dirinya bukanlah pelaku yang mengambil tumbler tersebut dan sangat terpukul karena satu-satunya sumber pendapatannya hilang setelah unggahan itu viral.