ERA.id - Seorang oknum polisi berpangkat Bripda berinisial MR, bertindak arogan saat mendatangi poli calon pengantin (catin) puskesmas di Kecamatan, Jakarta Timur, Selasa (25/5).
MR yang saat itu mengurus sertifikat catin untuk calon istri, membanting kursi karena menganggap pihak puskesmas mempersulit dirinya.
Petugas poli catin puskesmas menuturkan, Bripda MR salah paham lantaran calon istrinya tidak kunjung mendapat hasil uji laboratorium tuberkolosis (TBC) sebagai syarat mendapatkan serifikat catin.
“Sudah dijelaskan kalau hasil sampel dahak pasangan dia baru keluar Jumat, karena dikirim ke RSUD Pasar Rebo. Tapi dia enggak terima, merasa dipersulit. Tiba-tiba marah lalu banting kursi,” ujar petugas poli catin puskesmas yang enggan menyebut namanya, seperti dikutip dari Humas Polri.
Petugas poli catin sebenarnya sudah menjelaskan bahwa tes kesehatan dilakukan bagi seluruh calon pengantin, tidak terkecuali bagi calon istri Bripda MR. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penyakit menular atau tidak. Hal ini sudah menjadi prosedur yang telah diatur oleh Pemprov DKI Jakarta bagi seluruh catin.
Adapun pemeriksaan kesehatan, meliputi HIV, sipilis, dan penyakit menular lain. “Si calon istri pasien saat datang hari Senin (24/5/2021), pas diperiksa berat badannya 38 kilogram, makannya dirujuk ke poli TBC. Tapi si pria ini merasa dipersulit, alasannya butuh cepat untuk diserahkan ke pimpinannya di Polda Metro,” bebernya.
Dari keterangan petugas poli catin puskesmas, Bripda MR membanting kursi di hadapan calon mempelai perempuan dan seorang petugas keamanan puskesmas.
Meski tidak ada rekaman CCTV di ruang Poli Catin Puskesmas Kecamatan yang merekam kejadian, seorang petugas sempat mengambil video saat Bripda MR berlaga seperti jagoan.
“Dia banting kursinya memang hanya satu kali, tapi bantingnya itu kencang banget. Yang saya sesalkan kenapa harus sampai banting kursi. Pasien catin saya juga banyak anggota TNI-Polri, dan mereka sopan, baik, mengikuti prosedur,” ucapnya.
Setelah kejadian tersebut, petugas poli catin menyatakan ada seseorang yang meminta maaf melalui sambungan telepon. Namun dia tidak mengetahui siapa orang yang meminta maaf itu.
“Belum tahu benar pimpinannya atau bukan, tapi tadi sudah menyampaikan permintaan maaf. Saya belum buat laporan (polisi) karena kalau laporan kan harus datang langsung ke kantor, sementara saya harus melayani pasien,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan mengatakan belum bisa memastikan terkait kejadian tersebut. Dia menyatakan belum mendapat laporan ihwal sikap arogan oknum anggota Polri yang membanting kursi di puskesmas itu. “Saya cek dulu ya,” jawab Erwin singkat.