Terkena Modus Diiming-imingi Gaji Besar, Kerabat Anggota DPR RI Pernah Jadi Korban Penyekapan di Kamboja

| 30 Jul 2022 11:30
Terkena Modus Diiming-imingi Gaji Besar, Kerabat Anggota DPR RI Pernah Jadi Korban Penyekapan di Kamboja
Ilustrasi penyekapan (Unsplash/Melanie Wasser)

ERA.id - Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono mengungkapkan salah seorang kerabatnya pernah menjadi korban penyekapan di Kamboja. Beruntung kerabatnya itu saat ini sudah dilepaskan.

Penyekapan yang terjadi kepada kerabat Dave mirip dengan kasus 53 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap di Kamboja karena diduga menjadi korban penipuan investasi palsu.

"Ada (kerabat jadi korban penyekapan), tapi dia sudah dilepas dari beberapa minggu lalu," ujar Dave kepada wartawan, dikutip pada Sabtu (30/7/2022).

Namun, Dave tidak mengetahui secara rinci mengenai perusahaan maupun sistem perekrutan yang akhirnya menyebabkan kerabatnya ini disekap.

Dia juga tak bisa memastikan apakah kerabatnya itu termasuk dari 53 WNI yang disekap di Kamboja. Dave hanya mengatakan, kerabatnya ditipu dengan modus yang sama, yaitu diiming-imingi gaji besar.

"Saya kurang paham. Saya rasa itu direkrutnya lewat online gitu, pendaftaran pekerjaan terus direkrut lalu terkena jerat tersebut," kata Dave.

"Tapi ini kasusnya kurang lebih serupa lah ya. Mereka direkrut di Indonesia, diimingi-imingi gaji besar, terus ternyata di sana terlibat sindikat penipuan," paparnya.

Dave mengatakan, dirinya mengetahui kabar kerabatnya disekap dari pihak keluarga. Setelah mendengar kabar tersebut, langsung menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat untuk menindaklanjuti kasus yang menimpa kerabatnya itu.

Setelah itu, pihak KBRI langsung menghubungi pihak yang berwenang di Kamboja. Akhirnya, kerabatnya itu berhasil diselamatkan.

"Saya kontak KBRI. KBRI ngontak pihak yang berwenang. Mereka juga sepertinya sudah berjalan cukup lama, langsung digerebek, akhirnya dia berhasil diselamatkan," kata Dave.

Dave mengaku, kasus penyekapan yang menimpa salah satu keluarganya sudah terjadi sekitar dua bulan lalu.

"Kira-kira 1,5 bulan atau dua bulan yang lalu. Itu saya enggak hafal detailnya, karena saya cuma tahu pas terakhir, terus saya kontak, terus diselamatkan," ucap Dave.

Lantaran kerabatnya pernah menjadi korban, Dave pun menaruh perhatian besar atas adanya puluhan WNI yang disekap di Kamboja.

Dia berharap kejadian serupa kedepannya tidak terulang kembali. Pemerintah juga diminta untuk bertindak cepat dalam mengatasi dan juga melakukan pencegahan. Selain itu, masyarakat juga diharapkan tidak mudah tergoda dengan iming-imingi uang dalam jumlah besar.

"Harus ada penangkalan dalam hal ini, dan juga harus ada sosialisasi oleh pemerintah bahwa jangan sampai terjadi hal seperti ini. Jika ada (masyarakat) yang diimingi-imingi itu segera dilaporkan dan diperiksa lagi," ucapnya.

Adapun pihak Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa penipuan berkedok invetasi seperti yang saat ini terjadi merupakan modus lama, dan tengah marak terjadi di Kamboja. Pelaku menggaet korban melalui media sosial.

"Kasus penipuan di perusahaan investasi palsu kian marak terjadi karena maraknya tawaran kerja di Kamboja melalui media sosial," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada wartawan, dikutip pada Sabtu (30/7/2022).

Faizasyah megatakan, berdasarkan catatan dari Kemenlu, pada 2021 KBRI Pnom Penh telah berhasil menangani dan memulangkan 119 WNI korban investasi palsu.

"Namun pada tahun 2022, kasus serupa justru semakin meningkat di mana hingga Juli 2022 tercatat 291 WNI menjadi korban. 133 orang diantaranya sudah berhasil dipulangkan," katanya.

Rekomendasi