Jika Politik Islam Dimainkan, Prabowo-Cak Imin Bisa Jadi 'Kuda Hitam' di Pilpres 2024

| 16 Aug 2022 13:25
Jika Politik Islam Dimainkan, Prabowo-Cak Imin Bisa Jadi 'Kuda Hitam' di Pilpres 2024
Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar saat resmi berkoalisi dalam Rapimnas Partai Gerindra.

ERA.id - Gerindra dan PKB sepakat berkoalisi menghadapi Pilpres 2024. Praktis, sinyal Prabowo berpaket dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) semakin kuat.

Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad mengatakan, kader di daerah sangat menyambut baik hal itu. Jika boleh, kerja sama dibangun di pemilu 2024, bukan cuma Pilpres 2024 saja.

“Kami kader di daerah menyambuat baik atas komitmen bersama. Artinya adanya komitmen tertulis, kami akan bersama kompak hadapi Pilpres dan Pilkada 2024,” ujarnya.

“Deklarasi hanya seremoni. Tapi bukti komitmen tertulis untuk Gerindra-PKB tetap bersama adalah sinyal untuk dua tokoh itu menatap pemilu nasional. Makanya kami para kader sangat mendukung,” jelasnya.

Sementara pengamat politik dari niversitas Muhammadiyah (Unismuh) Kota Makassar, Andi Luhur Prianto mengamukakan, secara simbolik, paket Prabowo-Muhaimin semakin menunjukkan kepastian.

Di level elite, kata dia, tidak ada hambatan dan resistensi untuk koalisi Gerindra-PKB. Koalisi ini memang digerakkan oleh masing-masing elite, sebagaimana tradisi koalisi politik di Indonesia. Meski begitu, di beberapa survei, lanjutnya, pilihan capres-cawapres pemilih partai tidak searah dengan pasangan yang diusung koalisi ini.

"Kedua partai ini pun cukup solid secara internal, serta terbiasa menghadapi tekanan eksternal. Pasangan Prabowo-Muhaimin dibutuhkan partainya untuk mengejar efek ekor jas (coat-tail effect) dukungan. Memastikan bahwa pilihan Capres tidak meninggalkan pilihan partai di Pileg 2024," tuturnya.

"Kedua partai ini juga membutuhkan kehadiran dan keterlibatan langsung ketua umumnya, untuk memobilisasi dukungan dari panggung depan kontestasi. Prabowo-Muhaimin ini bisa menjadi pasangan 'kuda hitam' yang memberi alternatif pilihan, terutama jika pola rivalitas Islam politik dan nasionalis sekuler kembali berulang di Pilpres 2024," beber Luhur.

Ia menjelaskan, soal masa depan koalisi pasca Piplres 2024, sikap politik Gerindra dan PKB sudah bisa prediksi. "Apapun hasil di Pilpres dan Pileg 2024, kedua partai akan bergabung ke pemerintahan terpilih. Pilihan menjadi oposisi masih sulit untuk dilakukan keduanya," imbuhnya.

Sedangkan, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Sukri Tamma menyatakan bahwa saat acara koalisi, kedua partai tersebut sudah mengaskan bahwa Prabowo dan Cak Imin yang menentukan siapa jagoannya.

Tidak menutup kemungkinan pula jika nanti salah satu kader PKB yang juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Pawansa, didorong untuk bertarung di Pipres

"Pada prinsipnya, koalisi adalah memastikan tiket untuk mengusung aturan 20 persen kursi. Koalisi ini mencukupi untuk mengusung. Tentu saat ini mereka tengah meninmbang siapa figur yang kuat untuk memenangkan konstetasi," pungkasnya.

Rekomendasi