Untuk Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa RI pada September 2022 Turun Jadi 130,8 Miliar Dolar AS

| 07 Oct 2022 12:13
Untuk Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa RI pada September 2022 Turun Jadi 130,8 Miliar Dolar AS
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Bank Indonesia (BI) menyatakan posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2022 mengalami penurunan.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 mencapai 132,2 miliar dolar AS, sementara pada September 2022 menjadi 130,8 miliar dolar AS.

Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dikutip dari Antara, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (7/10/2022) menyatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain itu posisi cadangan devisa domestik itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Sebelumnya BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2022 mencapai 400,4 miliar dolar AS atau turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya 403,6 miliar dolar AS.

Perkembangan tersebut terjadi karena penurunan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan posisi ULN Juli 2022 turun 4,1 persen (year-on-year/yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya 3,2 persen.

Rekomendasi