ERA.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto buka suara perihal klaim Partai NasDem yang menjadi satu-satunya partai politik koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mendukung total kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Itu bagus," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2022).
Namun, menurut Hasto, ucapan itu hanya klaim semata. Dia mengibaratkannya seperti kecap nomor satu.
"Karena kecap kan selalu nomor satu," kata Hasto sambil tersenyum.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan, loyalitas partainya terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak perlu diragukan lagi.
Hal ini merespon adanya pihak yang mempertanyakan komitmen Partai NasDem dalam mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin hingga 2024.
Surya lantas mencontohkan sikap Partai NasDem saat pemerintah memutuskan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meskipun dikritik, namuan partainya menyatakan mendukung.
"Mengurangi subsidi BBM itu artinya memicu kenaikan harga. Apa yang ada dalam pemikran NasDem? Tepatkah itu? NasDem menganggap itu kebijakan yang tepat," kata Surya dalam pidatonya saat meluncurkan progam 'NasDem Memanggil' di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (17/10).
"Karena dianggap kebijakan yang tepat, NasDem memberikan dukungan yang setulus-tulusnya, sepenuhnya," imbuhnya.
Namun, Surya mengklaim, dari tujuh fraksi partai koalisi pemerintah, hanya Fraksi NasDem di DPR RI yang memberikan dukungan tanpa syarat maupun catatan.
Enam fraksi lainnya, menurut Surya, menilai kebijakan pemerintah terkait kenaikan BBM tidak tepat.
"Dari 9 fraksi ada 7 fraksi partai koalisi pemerintahan, hanya 1 yang menyatakan 'jalan terus pemerintah dengan kebijakan kenaikan BBM'. Artinya apa? Artinya partai-partai atau fraksi-fraksi lain nenyatakan tidak tepat," kata Surya.
Surya lantas menceritakan pertemuannya dengan Jokowi dalam sebuah jamuan makan siang. Dalam kesempatan itu, dia sesumbar bahwa hanya Fraksi Partai NasDem lah yang mendukung kebijakan kenailan harga BBM.
Dengan klaim itu, Surya lantas bertanya kepada Jokowi apakah Partai NasDem masuk dalam golongan partai politik yang tolol atau loyal pada pemerintahan yang didukungnya.
"Saya sambil bercanda bilang sama Pak Jokowi, makan siang berdua. 'Bapak presiden, kita punya tujuh fraksi koalisi pemerintahan, ini kebijakan pemerintah. Enam fraksi tidak sepakat, hanya satu fraksi yang sepakat, ini kalau tidak fraksi yang paling tolol atau paling loyalis? Tidak mungkin begini'," papar Surya.